MENGEJUTKAN, Otak Lemot, Mudah Lupa Gegara Remaja Kecanduan TikTok, Hasil Penelitian di China

2 September 2022, 17:15 WIB
/Pixabay/ iXimus/

DESKJABAR - Hasil penelitian di China, negara asal Tiktok, menunjukkan remaja yang kecanduan Tiktok terancam berkurang kapasitas memori dirinya alias lemot.

Peneliti dari Southwest University, China, menemukan remaja yang kecanduan TikTok mengalami pengurangan kapasitas memori. Penelitian tersebut dipublikasikan di International Journal of Environtmental Research and Public Health.

Penelitian ini melibatkan 3.036 pelajar SMA di China. Mereka menjalani asesmen kecanduan terhadap media sosial TikTok.

Hasilnya, ada korelasi antara kecanduan TikTok dengan lemahnya ingatan. Kecanduan itu disebut sebagai TikTok Use Disorder (TTUD).

Baca Juga: E Katalog Tiang PJU Diduga Bermasalah, Pegiat Anti Korupsi Laporkan Kasus PJU Pangandaran ke Kejati Jabar

Data tersebut diungkapkan oleh dr.Muslim Kasim,M.Sc,Sp.THT-KL, dalam akun instagramnya @dr.muslimkasim, Kamis 1 September 2022.

Memang sejak dirilis pada 2017, setahun kemudian, pada 2018, TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia.

Sejak 2018, TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia, meski aplikasi tersebut baru dirilis pada 2017. Data tersebut dirilis CNET, situs web tentang teknologi.

Disebutkan sejak rilis aplikasi TikTok, Banyak orang dari segala usia melaporkan merasa kecanduan.

Bahkan majalan bisnis dan finasial Amerika Forbes malah menyebut TikTok sebagai 'kokain digital'.

Baca Juga: Weekend Tiba, Saatnya Liburan di Objek Wisata Terkenal di Bogor Penuh Ceria, Fotogenik, Kebun Raya Bercahaya

Mengutip deseret.com, seorang profesor dari University of South Carolina yang diwawancara Forbes menyebutkan tentang istilah psikologi 'penguatan acak'. Ini terkait dengan banyaknya platform media sosial, termasuk TikTok yang menggunakan pengguna tetap terlibat.

Algoritme TikTok misalnya, diatur dari kebiasaan menonton seseorang. Ia akan memperlihatkan video tang dipersonalisasi disesuaikan dengan minat pengguna.

Sebuah studi gabungan yang dialkukan dua universitas di China memperlihatkan umpan video yang dipersonalisasi menyebabkan pengguna menjadi lebih terikat pada aplikasi.

Laporan The Wall Street Journal, hasil pemindaian otak yang dilakukan pada sekelompok mahasiswa menunjukkan area otak yang kecanduan, sangat aktif pada mereka yang menonton video yang dipersonalisasi.

Baca Juga: Kode Redem FF September 2022 Bisa Kalian Klaim Slur dan Dapatkan Reward Underworld M1887 dan AK 47 Flaming Red

Selain itu, ditemukan beberapa orang malah kesulitan mengontrol kapan harus berhenti menonton.

Bahaya jika berlebihan

Media sosial seperti TikTok yang menjanjikan konektivitas, hiburan, dan menjadi media ekspresi artistik, penggunaannya dapat mempengaruhi kedidupan sehari-hari.

Ketika menghabiskan waktu lama di TikTok otak menjadi terbiasa dengan perubahan aplikasi yang konstan.

Akibatnya otak sulit beradaptasi dengan aktivitas nondigital yang tidak bergerak cepat alias lebih lambat. Hal ini diungkapkan Dr. Michael Manos, direktur klinis Pusat Perhatian dan Pembelajaran di Cleveland Clinic Children's.

Dikatakan Troy Smith sang penulis studi, penggunaan media sosial sebagai mekanisme untuk 'melarikan diri' dari masalah, bisa berbahaya karena tidak memecahkan masalah psikologis, seperti kesepian dan harga diri.

Ia menambahkan, penggunaan mendia sosial secara intensif, terutama pada remaja, bisa menjadi pertanda masalah psikologis yang lebih dalam yang mungkin memerlukan intervensi.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Instagram @dr.muslimkasim deseret.com

Tags

Terkini

Terpopuler