Menjajal Keseruan Naik Kereta Api Wisata Lawas di Ambarawa, Ini Info Lengkap dan Harga Tiketnya

16 Juni 2022, 21:20 WIB
Penumpang menaiki gerbong yang hampir 50 persen terbuat dari kayu jati saat melewati Rawa Pening di Ambarawa. /Dicky Harisman/DeskJabar.com/


DESKJABAR
– Bagi seorang traveler sejati mencoba sesuatu yang baru adalah suatu hal yang menyenangkan.

Meloncat dari ketinggian ke tengah sungai yang jernih, berjalan di jembatan gantung yang tinggi atau naik kereta gandola dari perbukitan salah satu kegiatan  traveling yang membuat perasaan bahagia tentunya.

Begitupula merasakan sensasi naek kereta api tua di Museum Kereta Api Ambarawa, Semarang Jawa Tengah, bisa jadi pengalaman baru yang harus dicoba.

Hayo rencanakan liburan ke Semarang Jawa Tengah, di ibukota Jawa Tengah ini banyak sekali objek wisata legendaris yang bisa dikunjungi seperti Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Kota lama, Sam-Poo-Kong, Pagoda Avalokitesvara dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 3 Ciri Santet dan Sihir Hitam Gagal Mengenai Target, Nomor 1 Hewan Peliharaan di Rumah Akan Seperti Ini

Nah wisata Kereta Api ini salah satu yang memiliki pengalaman dan keseruan tersendiri.

Wisatawan akan diajak berkeliling dengan kereta api wisata yang ditarik lokomotif diesel dengan tiga gerbong yang interior nya terbuat dari kayu jati yang sangat kuat, terbukti hinga sekarang kayu yang dipakai tetap bertahan meski telah melampaui usia puluhan tahun.

Untuk menaiki Kereta Api Wisata tidak bisa dilakukan sembarangan hari, Kereta Api Wisata ini bisa dikunjungi pada akhir pekan dan saat liburan saja.

Rute Kereta Api Wisata dengan Lokomotif Diesel melayani jalur Ambarawa – Tuntang PP. Satu lagi perjalanan dengan Kereta Api Wisata Uap yang  melayani jalur Ambarawa – Bedono – Ambarawa PP.

Baca Juga: HATI-HATI! Inilah 7 Tanda Orang yang Menggunakan Ilmu Hitam, Kenali dan Waspadai ! Bisa Jadi Ada di Dekatmu

Untuk bisa menikmati jasa Kereta Api Wisata Uap sebelumnya harus melakukan booking terlebih dahulu, berbeda dengan Kereta Api Wisata yang ditarik Lokomotif Diesel, wisatawan bisa datang pada akhir pekan atau liburan dengan memperhatikan jadwal pemberangkatan kereta.

Tiga buah gerbong dengan kafasitas 40 orang per gerbongnya biasanya selalu penuh dengan wisatawan yang ingin merasakan serunya naik kereta api lawas dengan jendela tanpa kaca mengingatkan pada era transportasi tempo dulu.

Dalam perjalanan menuju ke Stasiun tujuan akhir,  kondektur kereta lengkap dengan seragamnya akan memeriksa karcis  penumpang dengan cara melubangi karcis seperti kebiasaan kondektur kereta pada masa lalu.

Perjalanan melalui pedesaan, pesawahan dan Wisata legendaris, Rawa Pening yang kisahnya sangat populer.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

Tiket untuk menikmati Kereta Api Wisata ini sebesar Rp60.000 per orang, berlaku untuk anak-anak dan dewasa.

Dari pusat Kota Semarang Anda harus melakukan perjalanan kurang lebih 45 menit lagi ke daerah Ambarawa. Sepanjang perjalanan wisatawan akan melihat keindahan Gunung Ungaran yang merupakan gunung tertinggi di Semarang.

Perjalanan Kereta Api Wisata setiap harinya hanya punya tiga perjalanan, masing-masing pukul 09.30 WIB, pukul 11.00 WIB dan pukul 13.00 WIB.

Masing-masing jadwal perjalanan berdurasi selama satu jam dengan jarak tempuh dari stasiun Ambarawa menuju ke Stasiun Tuntang sepanjang 6.5 Km. Mengingat usianya, kereta api ini tidak bisa dipacu dalam kecepatan tinggi, kereta berjalan dalam kecepatan 30-40 km per jam.

Baca Juga: Meski Tidak Ditilang, Kakorlantas Polri Jelaskan Tindakan Petugas kepada Pemotor Pakai Sandal Jepit

Selama menunggu kereta datang, wisatawan bisa berkeliling melihat Museum Kereta Api pertama di Indonesia yang diresmikan pada tahun 1978. Koleksi Lokomotif Tua yang rata-rata berusia diata seratus tahunan ada di Museum Kereta Api Ambarawa.

Sekalian mengenal sejarah perkereta apian di Indonesia, wisatawan bisa berselfie di depan Lokomotif tua dan Depo Kereta Api serta ikon tulisan besar bertuliskan I Love Ambarawa yang sangat Instagramble ini. ***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler