KABAR GEMBIRA! Inilah 2 OBAT COVID-19 OMICRON, Sudah Teruji Klinik, Mampu Kurangi Risiko Kematian

23 Februari 2022, 17:03 WIB
Ilustrasi obat. Ada dua obat yang teruji klinik mampu mengurangi risiko kematian akibat Covid-19 termasuk Omicron. /Pixabay/qimono/

 

 

DESKJABAR – Virus Covid-19 varian Omicron saat ini tengah menjadi “motor” utama dalam menciptakan pandemi di seluruh dunia.

Virus varian Omicron ini menyerang saluran pernafasan atas manusia, sehingga menimbulkan gejala batuk pilek, demam, sakit tenggorokan dan kalau parah bisa menimbulkan sesak nafas juga.

World Health Organization (WHO) mengatakan varian Omicron ini memiliki daya tular yang lebih tinggi dan sangat cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya, yakni varian Delta.

Baca Juga: WHO Peringatkan Adanya SUB-VARIAN OMICRON, Efektifkah VAKSIN? Maria Van Kerkhove: Ada Immune Escape

Kendati demikian, WHO juga menyatakan bahwa varian Omicron ini tidak lebih berbahaya daripada varian Delta.

Kendati demikian Omicron harus tetap diwaspadai agar tidak menciptakan perawatan yang membeludak di fasilitas kesehatan dan menimbulkan risiko kematian yang tinggi seperti varian Delta.

Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mencari obat yang tepat untuk melawan virus Covid-19 termasuk varian Omicron ini.

Mengutip dari kemkes.go.id, pemerintah terus berupaya menjamin ketersediaan obat Covid-19 dalam negeri, terutama dalam menghadapi gelombang Omicron.

Sejalan dengan hal tersebut pemerintah menyiapkan obat anti virus baru antara lain Molnupiravir dan Paxlovid.

Pertengahan Januari 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengamankan 400 ribu tablet Molnupiravir yang sudah disiapkan oleh PT Amarox.

PT Amarox juga akan memproduksi sendiri Molnupiravir yang rencananya akan dimulai April atau Mei 2022.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta PT Amarox juga bisa memproduksi obat Paxlovid untuk menghadapi pandemi berikutnya.

Baca Juga: Minuman Tradisional Penguat Imun di Masa Covid-19 Omicron, Budhe Endah: Meredakan Batuk & Gatal di Tenggorokan

“Beberapa varian obat yang pasti kita butuhkan adalah obat-obat anti virus seperti Favipiravir dan juga Molnupiravir. Kalau kita bisa dengan segera mendapat akses ke obat-obat tersebut akan sangat membantu untuk penanganan Covid-19 ini,” kata Budi.

Indonesia, lanjutnya, bukan hanya butuh ketersediaan obat Covid-19 tapi juga pembuatan obat nya dilakukan di dalam negeri.

Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, Indonesia mengalami kesulitan dari logistik pengiriman obat-obatan ke Indonesia.

“Ini jadi penting sekali kalau kita bisa memproduksi obat dalam negeri dan manufacturing nya juga dibangun di sini,” ucap Budi.

Molnupiravir dan Paxlovid

Mengutip dari Youtube National Hospital Surabaya, yang tayang 7 Januari 2022, seorang Apoteker Novan Yusuf Indra Pratama, M.Farm.Klin menjelaskan dua obat Covid-19 termasuk untuk Omicron, yakni Molnupiravir dan Paxlovid.

Molnupiravir sendiri awalnya ditemukan bukan untuk mengobati Covid-19, tapi untuk pengobatan ensefalitis akut.

Namun akhir-akhir ini ternyata obat tersebut memiliki efektifitas untuk mengatasi virus Covid-19, bahkan mampu mengurangi risiko kematian pada penderita Covid-19.

“Cara kedua obat ini (Molnupiravir dan Paxlovid) merupakan obat anti virus oral, maksudnya diminum ya bukan diinjeksikan ke dalam tubuh. Mekanisme kerjanya itu menghambat replikasi virus, lewat penghambatan enzim yang namanya protease,” kata Novan.

Baca Juga: Perangi OMICRON, Inilah Aturan Baru VAKSIN BOOSTER Untuk Lansia yang Harus Diketahui

Protease merupakan enzim yang berfungsi untuk membantu replikasi virus. Di dalam sel parenkim paru, virus covid-19 ini akan bereplikasi atau memberbanyak diri.

Lalu ketika virus Covid-19 sudah memperbanyak diri, dia akan keluar dari sel dan akan menimbulkan sitokin strorm syndrome atau badai sitokin.

Molnupiravir spesifik menghambat ke enzim yang namanya RdRp (RNA-dependent RNA Polymerase), sedangkan Paxlovid, menghambat enzim protease.

“Jadi dengan dihambatnya dua enzim ini, diharapkan bisa mencegah virus membelah diri dan juga bisa mengeradikasi virus Covid-19 Omicron,” ujar Novan.

Paxlovid sendiri merupakan paduan dari 2 anti virus, yang pertama ritonavir dan nirmatrelvir. Karena dua antivirus ini bekerja secara sinergi

Menurut penelitian, lanjutnya, Molnupiravir ini bisa mengurangi risiko orang masuk rumah sakit serta mengurangi risiko kematian hingga 50 persen dari 700 orang yang diuji klinik.

“Sementara Paxlovid itu lebih banyak lagi, jadi dia sampelnya 1.200-an orang dan dapat menurunkan sebesar 89 persen penderita masuk rumah sakit hingga risiko kematian. Jadi mampu mencegah tingkat keparahan yang lebih tinggi,” tutur Novan.

Bagaimana efek sampingnya?

Kalau Molnupiravir sendiri yang banyak dilaporkan adalah diare. Kurang lebih 3 persen dari 700 orang yang diuji klinik mengalaminya. Kemudian 1 persen mengalami mual muntah atau pusing.

Baca Juga: Doa Pendek yang Membuat 37.000 Malaikat Berebut Catat Pahala, Syekh Ali Jaber: Saking Agung dan Mulia

Sementara Paxlovid, itu lebih kecil lagi efek sampingnya. Yaitu kurang dari 1 persen dilaporkan mengalami diare dan mual muntah.

“Yang diuji klinis untuk obat ini adalah orang-orang dengan penderita Covid-19 dari gejala ringan sampai dengan sedang, jadi tidak untuk mereka dengan gejala berat,” kata Novan.

Molnupiravir ini diminum sampai dengan masa pengobatan selama 5 hari. Dengan dosis 2 kali minum, sekali minum 800 mg.

Sementara untuk Paxlovid itu diminum 2 kali sehari 1 tablet dengan komposisi 300 mg Nirmatrelvir dan 100 mg Ritonavir. Khusus Paxlovid minumnya tidak boleh digerus jadi harus diminum secara utuh.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: kemkes.go.id Youtube National Hospital Surabaya

Tags

Terkini

Terpopuler