DESKJABAR - Tunggul atau tonggak kayu bekas perkebunan jati dan mahoni di Bukit Nyomot, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat akan dimanfaatkan menjadi bahan baku arang.
Diketahui, pembuat arang di Kabupaten Subang telah mengekspor arang hingga ke Arab Saudi.
"Potensinya cukup lumayan bagus, arang kita ini sudah di ekspor ke Arab Saudi. Bahkan ekspor arang itu, sudah yang kedua kalinya," kata Bupati Subang Ruhimat, kepada wartawan di Subang Rabu 4 November 2020.
Baca Juga: Live SCTV Dini Hari Nanti, Istanbul Basakhsehir vs Manchester United dan Barcelona vs Dynamo Kiev
Baca Juga: Satgas Covid-19 Minta Pemda Tetap Waspada dan Tidak Lengah
Untuk membantu petani di daerah itu, Pemkab Subang segera menggelontorkan dana subsidi, untuk tungku pembuatan arang kepada para petani penggarap lahan di Bukit Nyomot.
"Sayangkan tonggak-tonggak itu jika dibiarkan begitu saja, alangkah baiknya kita manfaatkan untuk dijadikan arang. Insya Allah nanti, untuk membuat tungkunya kita subsudi," imbuh Ruhimat
Potensi arang tersebut, kata Ruhimat, cukup menggairahkan, terutama kepada salah satu UMKM yang memperoduksi arang, dan hari ini juga UMKM yang bersangkutan, sudah melakukan ekspor kali kedua ke Arab Saudi.
Baca Juga: Usia di Bawah 60 Tahun, Pemakaian Masker Dianjurkan Dua Lapis
Baca Juga: Ki Seno Tutup Usia, Dunia Perdalangan Berkabung
Ruhimat mengatakan, tonggak-tonggak bekas pohon jati dan mahoni ketika di produksi menjadi arang, ada dua keuntungan bagi para petani penggarap lahan di Bukit Nyomot.
Selain lahan garapan yang gembur, dan subur karena nantinya akan digunakan untuk klaster ketahanan pangan. Juga para petani akan mendapatkan uang dari arang, yang terbuat dari tonggak-tonggak, yang sebelumnya tidak bermanfaat.
"Mudah-mudahan saja, upaya ini, membuat para petani bahagia, karena di tengah pandemi Covid-19 saat ini, mereka bisa mendapatkan uang dari hasil arang nanti," jelas Ruhimat, seperti dikutip DeskJabar dari RRI.
Baca Juga: Indonesia Serius Mencalonkan Diri Sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2032
Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat, Biden dan Trump Membuat Pelaku Pasar Bimbang
Saat disinggung tentang besaran dana subsidi untuk tungku tersebut. Ruhimat menyatakan, mengenai besaran dan jumlahnya masih dihitung, berapa untuk membuat sebuah tungku per-unitnya, dan berapa banyak tungku yang dibutuhkan.