DESKJABAR – Upaya pengendalian penyakit Ganoderma pada perkebunan sawit di Indonesia, diarahkan secara terpadu. Dengan cara ini, diharapkan resiko munculnya gangguan Ganoderma menjadi menurun, sehingga produksi kelapa sawit tetap aman.
Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) pada tanaman kelapa sawit, dilakukan secara terintegrasi melalui monitoring, pembibitan, persiapan lahan, penerapan buku pintar mandor (BPM), serta pengendalian secara kuratif.
Tahun 2024 direncanakan pengendalian massif gangguan penyakit Ganoderma secara PHT pada berbagai perkebunan sawit rakyat di Indonesia. Sebab, berbagai usaha perkebunan sawit besar diyakini sudah menerapkan sistem sendiri sejak monitoring sampai pengendalian.
Baca Juga: Pengendalian Ganoderma pada Perkebunan Sawit Muncul Terobosan Secara Ramah Lingkungan
Gambaran sistem PHT
Kalangan profesional penyelamatan tanaman sawit diinisiasi Media Perkebunan id, serta Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan dan Sawit BPDPKS, menggelar simposium internasional Ganoderma, di Hotel Holiday Inn Bandung, Sampai Rabu, 31 januari 2024 ini sejak Selasa, 30 Januari 2024.
Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Dwinita Wikan Utami, M.Si, di Bandung, Selasa, 30 Januari 2024, menunjukan sistem pengendalian hama terpadu terhadap penyakit ganoderma (busuk pangkal batang) secara terintegrasi.
Disebutkan, tahapannya adalah monitoring dimana potensi serangan ganoderma biasanya sebelum tanam maupun sebelum replanting.
Pembibitan sawit harus menggunakan bibit unggul tahan/medium tahan, aplikasi agens hayati, serta pemeliharaan bibit terstandar.
Persiapan lahan, dilakukan sanitasi lahan dan sumber inoculum berupa tunggul, bonggol, dan akar, agar tidak berpotensi munculnya virus ganoderma.