Yanto, seorang petani Bojongleles, Kabupaten Lebak mengaku kewalahan melayani permintaan panenan untuk dipasok ke Tangerang dan Jakarta.
Baca Juga: Album The First Step: TREASURE Effect, Doyoung, Hyunseok , Yoshi , dan Haruto Ikut Berkontribusi
Sebab, dirinya mengembangkan pertanian sayuran jenis kacang panjang, ketimun, dan paria di lahan persawahan seluas dua hektare.
"Kami memasok produksi sayuran itu sebanyak satu ton dengan komoditas paria, kacang panjang, dan ketimun rata-rata diterima penampung Rp5.000/kg dan dapat menghasilkan Rp5 juta/hari," katanya.
Dari pendapatan Rp5 juta/hari itu, dipastikan dirinya meraup keuntungan bersih sekitar Rp2 juta/hari, sedangkan panenan sayuran itu bisa bertahan selama 20 hari sehingga dapat menghasilkan Rp40 juta.
Baca Juga: Mahalnya Harga Cabai, Dorong Dibangunnya Teknologi Penyimpanan Barang Pokok
"Kami usaha pertanian sayuran sudah 15 tahun dengan menyewa lahan milik warga setempat," kata petani dari Indramayu, Jawa Barat itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar mengatakan, saat ini aktivitas petani sayuran mulai menggeliat karena permintaan pasar cenderung meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Produk hortikultura, seperti mentimun, paria, oyong, terung, dan kacang panjang dari daerah setempat menembus Pasar Induk Kramajat Jati, Jakarta.
Baca Juga: Update PPKM 11-25 Januari 2021, Purwakarta Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro di Zona Merah