Pandemi Covid-19, Sebanyak 99 Persen Perusahaan Jasa Konsultan Terpuruk. Simak Faktanya

- 30 Desember 2020, 12:57 WIB
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp. /RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO

 

DESKJABAR - Dampak pandemi Covid-19 telah memporakporandakan hampir semua sektor, termasuk perusahaan konsultan, yang diawali dari masalah kesehatan dan berujung ke masalah ekonomi hingga berlanjut ke seluruh sektor usaha.

Ikatan Konsultan Nasional Seluruh Indonesia (Inkindo) menyebutkan, sepanjang 2020,  99 persen perusahaan anggotanya, mengalani penurunan pendapatan (revenue).

Data ini diperoleh berdasarkan hasil survei terhadap 6.000 perusahaan yang menjadi anggota Inkindo.

Baca Juga: Sepanjang Tahun 2020, 43 Pegawai KPK Mengundurkan Diri, Ada Apa Ya ?

"Sekitar 99 persen terjadi penurunan pendapatan, kemudian 27 persen atau sekitar 1.300 perusahaan sebagian besar menengah kecil, mati suri dan terpaksa melakukan PHK," kata Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) Inkindo, Peter Frans dalam Outlook Inkindo 2021 di Jakarta, Rabu, 30 Desember 2020.

Pandemi Covid-19 juga telah memaksa terjadinya pengurangan karyawan sampai dengan 35 persen. Selain itu, sebanyak 80 persen anggotanya saat ini membutuhkan dukungan permodalan.

"Kalau kita lihat oulook dari Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) memberik estimasi pola V, untuk konstraksi pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak terlalu dalam ditahun 2020 (minus 5,3%),” tutur Peter Frans.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020, Esports Bisa Menjadi Solusinya

“Dan diperkirakan merangkak naik dengan tajam menjadi 6% di 2021, dengan beberapa asumsi termasuk vaksin edar.  Sementara Bappenas optimis diangka 5%, artinya ada nada optimisme di sini," ujar Peter Frans.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah