Ini Dia, 3 Festival Unik di Sekitar Gunung Tertinggi di Dunia, Tanpa Harus Mendaki Everest

- 25 September 2022, 06:22 WIB
Ilustrasi Himalaya. Suku-suku yang menghuni pegunungan Himalaya memiliki beberapa festival yang bisa disaksikan oleh para pelancong tanpa harus mendaki Everest, gunung tertinggi di dunia.
Ilustrasi Himalaya. Suku-suku yang menghuni pegunungan Himalaya memiliki beberapa festival yang bisa disaksikan oleh para pelancong tanpa harus mendaki Everest, gunung tertinggi di dunia. /Pixabay/gillpoh /

DESKJABAR - Selain memiliki gunung tertinggi, Everest, Himalaya juga memiliki beberapa keunikan yang bisa disaksikan oleh para pelancong yang mungkin ingin mencari pengalaman yang tidak dapat ditemukan di tempat lain tanpa harus mendaki gunung tersebut.

Sebagai kawasan pegunungan yang sebagian kawasannya berada di Nepal, Himalaya dengan puncaknya yang tertinggi di dunia, Gunung Everest, dihuni suku Sherpa.

Artikel Britannica menyebut suku Sherpa sebagai Sharwa.

Baca Juga: Dua Hotel Ini Ada di Ketinggian dan Kedalaman Ekstrem, Rasakan Sensasi Menegangkan, Berani Coba?

Kelompok etnis yang berjumlah sekitar 150.000 orang ini tinggal di pegunungan di Nepal; negara bagian Sikkim, India; dan Tibet (Cina).

Oleh karena itu, Suku Sherpa juga memiliki budaya seperti Tibet.

Selain suku Sherpa, terdapat juga suku Gurung yang menurut Britannica tinggal terutama di sisi selatan pegunungan Annapurna, yang juga berada di pegunungan Himalaya.

Suku tersebut kini berjumlah sekitar 200.000 orang.

Dari berbagai suku yang ada di sekitar Pegunungan Himalaya ini, terdapat beberapa tradisi unik, di antaranya:

1. Mani Rimdu

Menurut artikel We All Nepali, Mani Rimdu adalah upacara sakral kaum Sherpa.

Upacara ini terdiri atas rangkaian perayaan yang berlangsung selama sembilan belas hari dan diakhiri dengan festival selama tiga hari.

Baca Juga: 3 Wisata Paling Ekstrem! Dari Palung Terdalam Hingga Luar Angkasa, Nomor 2 dan 3 Bisa Lihat Kelengkungan Bumi

Mani Rimdu umumnya dirayakan oleh suku Sherpa di musim gugur di Biara Tengboche di wilayah Everest.

Para Lama, istilah untuk Guru Dharma bagi agama Buddha Tibet, dan anggota suku Sherpa lain berkumpul di vihara selama lima hari, berdoa untuk kesejahteraan dunia.

Setelah itu, berlangsung acara drama, tarian topeng, doa, dan pesta.

Situs resmi Mountain Lodges of Nepal juga menyatakan bahwa perayaan yang berlangsung selama musim gugur ini didedikasikan untuk Chyenrezig, dewa tarian dan belas kasih.

Acara ini menampilkan tarian topeng khusus, penciptaan Mandala Pasir yang rumit, dan upacara Ser-kyem.

Para biksu kemudian akan menyiapkan torma, sosok berbagai bentuk yang dibuat dengan adonan nasi, dan rilbu, pil untuk mendoakan panjang umur.

Perayaan diakhiri dengan upacara yang menggunakan medium api dan persembahan kepada dewa.

2. Festival Penyambutan Suku Gurung

Festival ini dilakukan oleh suku Gurung dan menurut situs resmi Mountain Lodges of Nepal, acara ini dimulai dengan ketukan gendang yang diikuti tarian para wanita Gurung.

Para wanita suku Gurung mengenakan atasan beludru merah dengan manik-manik tebal, cincin di hidung, dan anting-anting emas besar selama festival.

Baca Juga: Saatnya Wisata dan Healing Melihat Naga di Pulau Komodo, Sebelum Berlaku Tarif Baru Rp3,75 Juta Per Orang

Kaum pria mengenakan rok jama putih, rompi dan topi, dilengkapi pisau khukri melengkung berkilauan di pinggang mereka.

Tamu akan disuguhi secangkir chang, sejenis minuman tradisional dari daerah Tibet dan Nepal.

Festival penyambutan suku Gurung ini bisa berlangsung hingga larut mala.

3. Tamu Lhosar

Tamu Lhosar adalah perayaan Komunitas Gurung untuk menyambut tahun baru mereka.

Menurut Nepal Kameleon Holidays, nama Tamu diambil dari nama lain dari orang suku Gurung.

Perayaan ini biasanya jatuh pada akhir Desember menurut penanggalan suku Gurung. 

Baca Juga: Food Freedom, Gerakan Kebalikan dari Diet Ini Ternyata Sehat? Berikut Ini Penjelasannya

Artikel Nepal Kameleon Holidays terkait Tamu Lhosar menyebutkan bahwa perayaan ini adalah perayaan penting bagi suku Gurung.

Suku Gurung mengenakan pakaian budaya khas mereka untuk berkumpul dengan anggota keluarga.

Hari itu juga menjadi hari menyatakan cinta bagi pasangan

Cara suku Gurung menyambut dan menyusun acara terkait hari Tamu Lhosar ini berbeda di setiap lokasi.

Misalnya di Kathmandu, mereka akan mengorganisir Lhosar Mahotsab di Tundikhel.

Baca Juga: 2 Tips Ikut Gerakan Food Freedom, Temukan Kembali Rasa Kenyang Anda, Tanpa Diet

Pada perayaan di Tundikhel teresebut akan tersedia berbagai warung yang menyediakan makan, gaun suku Gurung, dan kerajinan buatan tangan.

Acara semakin meriah dengan pawai yang menunjukkan budaya suku Gurung.

Pemerintah Nepal mengumumkan hari Tamu Lhosar sebagai hari libur nasional di negaranya.***

 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Britanica Mountain Lodges of Nepal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x