Di Goa Ini, Dipercaya Ada Jalan Tembus ke Mekah dan Mata Air Penyembuh Berbagai Penyakit

24 Juli 2023, 05:00 WIB
Mulut Goa Safarwadi yang dikeramatkan di Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Di dalam goa ini ada mesjid dan dipercaya ada jalan yang dianggap dulu sering dipakai oleh para wali untuk menuju ke Tanah Suci ke Mekah. /Tangkapan layar/Youtube/

DESKJABAR - Di dalam goa yang dikeramatkan ini, dipercaya ada jalan yang dianggap dulu sering dipakai oleh para wali untuk menuju ke Tanah Suci Mekah.

Setiap hari, goa tersebut juga selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang khususnya para peziarah dari berbagai daerah dan provinsi lain di Tanah Air.

Bahkan setiap ada perayaan hari besar Islam, pengunjung ke goa ini bisa meningkat berkali-lipat dari biasanya karena bisa mencapai 10.000 orang per harinya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akan Diganti, 2 Nama Sudah Dikantongi Jokowi: Ini Bocoran Sosok, Biodata dan Profilnya

Baca Juga: Ridwan Kamil Dilaporkan ke Kejagung Soal Dugaan KKN Al Jabbar, Presiden Jokowi Siapkan 2 Nama Penggantinya

Goa itu bernama Goa Safarwadi. Berada di Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Goa Safarwadi kini telah menjadi situs peninggalan sejarah Islam di masa lampau.

Di sana juga ada sumber air Cikahuripan yang keluar dari sela-sela dinding batu cadas. Mata air ini terus mengalir sepanjang tahun. Warga sekitar menyebutnya air “zamzam” Pamijahan.

Air itu dipercaya sangat berkhasiat bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Tak heran jika para peziarah yang berkunjung ke Pamijahan selalu tak lupa membawa botol air kemasan atau jeriken untuk menampung air “zamzam” itu.

Nama Safarwadi sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu “safar” (jalan) dan “wadi” (lembah/jurang). Jadi, Safarwadi adalah jalan yang berada di atas jurang, sesuai dengan letaknya di antara dua bukit di pinggir kali.

Goa Safarwadi menjadi salah satu tujuan utama peziarah yang berkunjung ke Pamijahan. Panjang lorong goa sekitar 284 meter dan lebar 24,5 meter. Peziarah bisa menyusuri goa dalam waktu dua jam.

Baca Juga: Diminati Investor China, Tol Getaci Sampai Ciamis Segera Dibangun: Ini Waktu Pengerjaannya

Waliyulloh Syekh Abdul Muhyi

Adalah Syekh Abdul Muhyi, penyebar agama Islam di Tasikmalaya khususnya di wilayah Pamijahan dan sekitarnya yang menyebabkan Goa Safarwadi dikeramatkan dan kini menjadi tujuan yang wajib dikunjungi bagi para peziarah.

Syekh Abdul Muhyi lahir di Mataram tahun 1650 dan menghabiskan masa mudanya di Gresik dan Ampel, Jawa Timur. Banyak orang yang menganggap dan dipercaya bahwa ia adalah seorang wali.

Syekh Abdul Muhyi pernah menuntut ilmu di Pesantren Kuala Aceh selama delapan tahun. Ia kemudian memperdalam Islam di Baghdad pada usia 27 tahun dan menunaikan ibadah haji.

Setelah berhaji, Syekh Abdul Muhyi kembali ke Jawa untuk membantu misi Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

Awalnya Syekh Abdul Muhyi menyebarkan Islam di Darma, Kuningan, dan menetap di sana selama tujuh tahun. Selanjutnya, ia mengembara hingga ke Pameungpeuk, Garut selatan selama setahun.

Baca Juga: Anton Charliyan: Nyebrangnya Kader Senior PDIP ke kubu Prabowo Ada Indikasi PDIP sedang Tidak Baik-Baik Saja

Dari Pameungpeuk Garut, Syekh Abdul Muhyi lalu melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi dan Lebaksiuh di Kabupaten Tasikmalaya.

Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia bermukim di dalam goa (Goa Safarwadi) sambil mendalami ilmu agama dan mendidik para santrinya.

Bersama para santrinya, Syekh Abdul Muhyi menyebarkan Islam di Kampung Bojong. Kemudian ia mendirikan perkampungan baru
yang disebut Kampung Safarwadi yang kini dikenal dengan nama Pamijahan.

Waliyulloh Syekh Abdul Muchyi sendiri meninggal dunia pada tahun 1730 M karena sakit. Ia dimakamkan di dekat Goa Safarwadi. Karena dipandang sebagai wali, makamnya dikeramatkan dan selalu dikunjungi para peziarah.

Disamping itu terdapat pula makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem
Sacaparana.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil vs Panji Gumilang, Begini Tanggapan Netizen

Petilasan Syekh Haji Abdul Muhyi seperti pertapaan, masjid, batu peci haji, dan tempat yang dulunya dipercaya sebagai pesantren berada di dalam Goa Safarwadi.

Murid-murid Syekh Abdul Muhyi di antaranya yakni Sembah Khotib Muwahid, Eyang Abdul Qohar, Sembah Dalem Sacaparna yang
juga mertuanya dan Sembah Dalem Yudanagara.

Salah satu bagian Goa Safarwadi yang paling sering dikunjungi adalah hamparan batu cadas berukuran 12 meter x 8 meter
yang disebut sebagai Lapangan Baitullah. Tempat itu dulu sering dipakai sholat Syekh Abdul Muhyi bersama para santrinya.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler