Network
DESKJABAR - Dengan mengucap sumpah di hadapan Hakim Agung Mahkamah Agung John Roberts di front barat dari Capitol Hill, Joe Biden telah resmi menjadi Presiden AS ke-46.
Untuk mencapai posisinya sebagai presiden, Joe Biden memang menghadapi sejumlah tantangan, yang dipicu dengan tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan Donald Trump.
Trump menuduh bahwa penyelenggaraan Pemilu Presiden 2020 berlangsung curang dan menuduh kemenangannya telah dicuri oleh kubu Joe Biden.
Baca Juga: Pemerintah Jepang Memesan Vaksin Covid-19 dari Pfizer Inc untuk Setengah dari Pendudukya
Meskipun berbagai kalangan baik dai Partai Republik sebagai pendukung Trump maupun dari kalangan hukum, menyatakan bahwa tuduhan Trump tidak berdasar.
Namun masalah kecurangan itu terus digaung-gaungkan oleh Trump, hingga akhirnya massa pendukung Trump, dan sebagian di antaranya adalah kelompok sayap kanan, melakukan upaya makar.
Massa pendukung Trump melakukan penyerbuan ke gedung Capitol pada 6 Januari 2021, pada saat kongres tengah mengadakan sidang pengesahan hasil Pemilu Presiden yang memenangkan Joe Biden.
Baca Juga: Info Covid-19: Kota Tokyo Mengkonfirmasi ada 1.274 Kasus Covif-19 Baru Pada Rabu 20 Januari 2021
Akibat kejadian itu, kecemasan akan adanya gangguan keamanan terutama dari kelompok bersenjata pada acara Pelantikan Presiden AS Rabu 20 Januari 2021, membuat acara pelantikan berlangsung dengan banyak perbedaan dibandingkan pelantikan presiden-presiden sebelumnya.
