Pilpres Amerika Serikat 2020, Donald Trump Sebut Joe Biden Menang, Kemudian Bilang Seperti Ini

- 16 November 2020, 12:23 WIB
Donald Trump
Donald Trump /Gage Skidmore/

DESKJABAR - Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara singkat menyebut Joe Biden menang dalam kicauannya via akun Twitter, Minggu 15 November 2020. Akan tetapi, ia menyambung ucapannya dengan mengatakan bahwa itu karena Pilpres Amerika Serikat 2020 telah dicurangi.

Donald Trump sebagaimana dikabarkan Reuters, Senin, 16 November 2020, bersumpah untuk terus berjuang di pengadilan, kendati banyak ahli hukum tentang pemilu berpendapat ia tidak mungkin berhasil.

Presiden AS terpilih Joe Biden saat ini justru tengah fokus pada penanganan pandemi virus corona. Ia mengatur pertemuan dengan pengembang vaksin saat kasus positif Covid-19 di negerinya terus meningkat.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Bisnis Logistik dan Jasa Kurir Melesat Mengalami Lonjakan Pertumbuhan

Berdasarkan data di laman Worldometer, jumlah kasus positif Covid-19 AS mencapai 11,37 juta per Senin ini, satu juta kasus lebih banyak dibandingkan dengan sepekan lalu saat totalnya menembus 10 juta. AS menjadi negara dengan peningkatan jumlah kasus virus corona tercepat sejak pandemi dimulai.

Joe Biden mengalahkan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat pada 3 November 2020 dengan selisih 306-232 suara Electoral College, termasuk di negara bagian yang pernah memenangkan Trump pada Pilpres Amerika 2016.

Mantan wakil presiden Partai Demokrat itu juga memenangkan suara populer nasional (popular vote) dengan setidaknya 5,5 juta suara, atau 3,6 poin persentase, dengan beberapa surat suara masih dihitung.

Baca Juga: Layanan KTP dan KK Melalui WhatsApp Rencana Teh Nia Untuk Masyarakat Kabupaten Bandung

Donald Trump membuat komentar yang bertentangan di Twitter. Dia awalnya tampak mengakui untuk pertama kalinya di depan umum bahwa Biden menang. Akan tetapi, ia kemudian mengulangi lagi klaim tidak berdasar tentang kecurangan dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.

"Dia menang karena Pemilu dicurangi," tulis Donald Trump, tanpa menyebut nama Joe Biden. Sekitar 90 menit kemudian, Trump menulis: “Dia hanya menang di mata MEDIA BERITA PALSU. Saya tidak mengakui apa pun!”

Setelah bermain golf di klub miliknya di Virginia, Donald Trump mengatakan di Twitter bahwa dia akan segera mengajukan "kasus besar yang menunjukkan inkonstitusionalitas pada Pemilu 2020". Tiim Kampanye Donald Trump telah mengajukan tuntutan hukum yang berusaha membatalkan hasil di banyak negara bagian, tapi tidak berhasil.

Baca Juga: Lewis Hamilton Rengkuh Juara Dunia Formula 1 Tujuh Kali Setelah Juarai GP Turki

Pakar hukum mengatakan, upaya litigasi Donald Trump hanya punya peluang kecil untuk mengubah hasil pemilu. Apalagi pejabat pemilu dari kedua partai mengatakan tidak ada bukti penyimpangan besar.

“Kicauan Twitter Donald Trump tidak menjadikan Joe Biden presiden atau bukan presiden. Rakyat Amerika yang melakukannya," kata Ron Klain yang dipilih Joe Biden sebagai Kepala Staf Gedung Putih, dalam acara "Meet the Press" NBC.

Lebih dari seminggu setelah Biden dinyatakan sebagai pemenang berdasarkan penghitungan suara negara bagian, akan tetapi bagian Administrasi Layanan Umum (General Service Administration) masih belum mengakui dia sebagai presiden terpilih. Bahkan, tim Joe Biden belum mendapatkan akses ke ruang kantor dan pendanaan pemerintah yang biasanya diberikan untuk memastikan kelancaran transisi jabatan presiden.

Baca Juga: Lewis Hamilton Samai Rekor Michael Schumacher, Simak Statistik Perbandingan Kedua Pebalap

Baca Juga: Lewis Hamilton Nggak Menjamin Bertahan di Mercedes, Simak Alasannya

Tanpa menyebutkan transisi tersebut, Trump memuji kinerja Kepala GSA yang ditunjuknya, Emily Murphy, dengan kicauannya di Twitter, "Kerja bagus Emily!"

Ron Klain mengatakan, Murphy harus secara resmi mengakui Biden, dan penting untuk memastikan presiden terpilih menerima pengarahan sebelum menjabat dan untuk memfasilitasi koordinasi dengan satuan tugas virus corona Gedung Putih.

Ron Klain juga mendesak Kongres untuk mengesahkan peraturan tentang penanganan pandemi virus corona bipartisan (melibatkan dua partai) pada akhir tahun. Pembicaraan tentang peraturan semacam itu masih menemui jalan buntu.

Beberapa anggota Kongres dari Partai Republik dan mantan anggota pemerintahan Trump juga telah meminta Gedung Putih untuk segera mengizinkan tim transisi Biden mengakses lebih banyak informasi untuk mempersiapkan pemerintahan.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Twitter Reuters Worldometer


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah