Presiden Turki Erdogan Sindir Presiden Perancis Untuk Lakukan Perawatan Mental

- 25 Oktober 2020, 12:56 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. /Time
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. /Time /

DESKJABAR - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Prancis dan Eropa pada hari Sabtu atas apa yang dia lihat sebagai "meningkatnya Islamofobia," hanya beberapa hari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mendedikasikan upacara tingkat tinggi kepada Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada siswa.

Tersangka pemenggalan kejam Paty adalah seorang anak berusia 18 tahun yang lahir di Moskow dan berasal dari Chechnya, republik Rusia yang mayoritas muslim di Kaukasus Utara.

Dia kemudian ditembak dan dibunuh oleh polisi. Setelah kejahatan tersebut, pihak berwenang melancarkan tindakan keras, menutup satu masjid, menggerebek beberapa properti dan menangkap sedikitnya 15 orang. Seperti dikutip DeskJabar dari DW.com

"Masalah apa yang dimiliki orang bernama Macron ini dengan muslim dan Islam? Macron membutuhkan perawatan pada tingkat mental," kata Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di kongres provinsi Partai AK di kota Kayseri, Turki tengah.

Baca Juga: Sidang Penistaan Agama Islam Dengan Terdakwa Ir Darmawan Mulai Disidangkan

Baca Juga: Fadli Zon Sempat Berseteru Dengan Ir Darmawan, Si Penista Agama Islam

"Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?" dia menambahkan.

Macron telah berjanji untuk melawan "separatisme Islam" yang mengancam akan menguasai beberapa komunitas muslim di sekitar Prancis dan Erdogan menuduhnya melakukan "provokasi yang jelas" yang menunjukkan "ketidaksopanan" pemimpin Prancis itu.

Namun, Sabtu malam, Paris mengutuk pernyataan Erdogan sebagai "tidak dapat diterima," menambahkan bahwa pihaknya menarik utusannya ke Ankara untuk membahas masalah tersebut.

Baca Juga: Warga Korsel yang Tewas Naik Jadi 48, Simak Alasan Pemerintah Tetap Lanjutkan Vaksinasi Flu

Baca Juga: Khabib Menang, Tanpa Selebrasi, Hanya Sujud, Kenang Ayah

"Kelebihan dan kekasaran bukanlah metode. Kami menuntut agar Erdogan mengubah arah kebijakannya karena berbahaya dalam segala hal," kata seorang pejabat kepresidenan Prancis kepada AFP.***

Editor: Sanny Abraham


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x