"Dampaknya ban akan panas karena banyak geraknya, dan dapat menimbulkan seperti stretch mark di bagian dalam, yang lama kelamaan karet akan putus dan kembung,” jelas Fachrul Rozi dikutip dari Antara, Jumat 23 Februari 2024.
Fachrul Rozi menyarankan pengguna agar secara rutin memeriksa tekanan ban kendaraan. Tekanan udara yang tepat adalah tidak lebih dan tidak kurang dari angka yang telah diberikan pabrikan kendaraan masing-masing.
"Pada mobil, biasanya angka tekanan udara tertera pada pilar-pilar kendaraan di sisi pengemudi", ujarnya.
Tekanan angin yang lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan, ungkap dia, lebih mending daripada kurang. Namun ia menyarankan supaya menjaganya sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan.
"Karena kalau kelebihan juga berbahaya pada kecepatan tinggi karena ban bisa melayang. Sedangkan kurang angin dapat cepat panas dan pecah,” kata dia.
Baca Juga: Inilah 7 Hal yang Sebabkan Tarikan Gas Motor Berat: PENYEBABNYA TERNYATA SEPELE
2. Hindari semir ban berbahan dasar minyak dan silikon
Saat ini banyak produk semir ban mengklaim dapat menjaga ban tidak mudah rusak dan lebih awet, selain juga merawat warnanya.
Namun ternyata, pemilik kendaraan perlu lebih jeli dalam memilih bahan dasar semir, karena semir minyak dan silikon dapat merusak ban kendaraan kesayangan.
“Jangan memilih semir yang oil based atau silicon based, itu bisa merusak ban. Bila sering melihat ban retak-retak, itu karena terlalu sering disemir dengan bahan ini. Pilih yang berbahan air atau water based,” ujar Rozi.
3. Penambalan yang salah