DESKJABAR – Saat ini Indonesia tengah membangun sebuah observatorium untuk penelitian astronomi yang dinamankan Observatorium Timau di Nusa Tenggara Timur (NTT). Observatiroum nasional ini merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Pembangunan Obervatorium Timau NTT ini ternyata untuk menggantikan peran Observatorium Bosscha Lembang, yang saat ini posisinya sudah terancam polusi cahaya.
Terancamnya keberadaan Observatorium Bosscha di Lembang tersebut diungkap Prof.Dr.Thomas Djamaluddin, M.Sc, dalam orasi ilmiahnya pada Peringatan 103 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, pada Senin 3 Juli 2023 di Kampus ITB.
Guru Besar dari dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu menyampaikan orasi berjudul “Seabad Observatorium Bosscha dan Menyongsong Astronomi Indonesia Ke Masa Depan”.
Menurut mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tersebut,tantangan terbesar bagi observatorium optik adalah ancaman polusi cahaya dari perkembangan kota di sekitarnya. Sedangkan untuk observatorium radio tantangannya adalah ancaman penggunaan frekuensi radio.
Thomas memaparkan, tantangan tersebut sudah dialami Observatorium Bosscha Lembang akibat polusi cahaya di daerah Bandung. Itu sebabnya, pada tahun 2000-an, para astronom dan periset dari ITB khususnya dari prodi Astronomi, melakukan pencarian lokasi baru untuk pembangunan observatorium.
Menurut penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa daerah Nusa Tenggara Timur adalah wilayah terbaik untuk lokasi observatorium, tepatnya di Gunung Timau, Kabupaten Kupang.
Teleskop di Observatorium Timau NTT ini nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengamatan planet-planet di luar tata surya (eksoplanet) dan objek redup lainnya seperti asteroid, satelit, dan komet dengan kualitas yang lebih baik.