Abu Bakar pun menjawab siapa dirinya.
Baca Juga: Batik dan Tenun Merupakan Jenis dari Karya Seni, Pakaian Batik Sebagai Pakaian Resmi
“Memang benar aku bukan orang yang biasa dating membawa makanan dan memberimu suapan makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu,” tutur Abu Bakar.
“Ketahuilah bahwa aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu. Orang yang biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat,” ujar Abu Bakar.
“Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya,” lanjut Abu Bakar.
Lalu si pengemis Yahudi itu terdiam sejenak dan bertanya kepada Abu Bakar siapa orang yang selama ini telah memberi makanan dan menyuapinya.
“Ketahuilah bahwa Ia adalah Muhammad. Orang yang setiap hari kau hinakan dank au rendahkan di depan orang banyak di pasar ini,” jawab Abu Bakar.
Seketika pemgemis Yahudi buta itu terdiam dan kaget mendengarnya. Air matanya kemudian bercucuran membasahi pipinya yang sudah keriput.
Pengemis itu tersadar betapa orang yang selama ini dia hinakan dan rendahkan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan kasih sayang.