DESKJABAR – Gas air mata yang dilarang FIFA dalam pengamanan di stadion, merenggut nyawa ratusan suporter sepak bola, terjadi usai pertandingan Liga 1 Arema vs Persebaya.
Pertandingan pekan ke 11 ini dilaksanakan Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022, di tempat lain Dewa United vs Cilegon United dan Borneo vs Madura United.
Kejadian yang mencoreng dunia persepakbolaan Indonesia ini, berawal dari kekecewaan suporter tuan rumah karena tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya.
Mereka merangsek ke tengah lapangan, untuk mengendalikan situasi agar normal pihak keamanan menembakkan gas air mata.
Karena asap yang ditimbulkan dan kepanikan suporter yang berusaha menyelamatkan diri, akhirnya korban berjatuhan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta memastikan bahwa penembakan gas air mata ke suporter Aremania di atas tribun saat terjadi kericuhan sudah sesuai prosedur.
Dalam konferensi pers di Mapolres malang, Minggu pagi 2 oktober 2022, memastikan dari 42,288 suporter yang memenuhi tribun tidak semuanya turun kelapangan.
Hanya sebagian yang turun sekitar 3.000 suporter, sekitar 127 korban tewas dalam insiden tersebut 2 diantaranya anggota kepolisian, ucap Nico.