DESKJABAR – Petugas atau aparat keamanan "mengaku" telah menembakkan gas air mata untuk meredam kerusuhan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan Sabtu 1 Oktober 2022.
Tetapi menembakkan gas air mata yang dilakukan aparat keamanan itu bukan tanpa alasan kuat.
Aparat keamanan melakukan itu, semata-mata untuk meredam emosi suporter yang beringas dan sukar dikendalikan walau sudah diperingati.
Hal itu terungkap secara jelas dalam kronologi kerusuhan suporter di Kanjuruhan yang dikeluarkan Polda Jatim, usai insiden.
Tertulis dalam kronologis insiden yang beredar di kalangan jurnalis termasuk diterima DeskJabar, pukul 22.00 WIB, saat pemain Arema FC dan official menuju kamar ganti pemain dari lapangan, suporter Aremania turun ke lapangan dan melakukan penyerangan.
Melihat itu, petugas keamanan dengan sigap melindungi dan mengamankan pemain dan official, kemudan dibawa ke dalam kamar ganti pemain.
Saat itu, suporter aremania yang turun ke lapangan semakin banyak saja. Mereka juga menyerang aparat keamanan.
“…karena suporter aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter aremania yang menyerang tersebut,” demikian tertulis dalam laporan Polda Jatim itu.