Network
DESKJABAR- Apakah yang disebut dengan mazhab, lalu apakah kita harus bermazhab dalam beragama, ini kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang apa yang disebut mazhab dan apakah kita harus bermazhab.
Dalam Islam dikenal dengan adanya imam mazhab yang dipakai rujukan dalam menjalankan ibadah.
Baca Juga: TAK HARUS Merogoh Saku, 5 Tempat Wisata Kota Bandung Gratis yang Tidak kalah Keren dan Fotogenik
Dunia Islam mengenal empat mazhab fiqih yang paling besar yakni mazhab Hanafiah, Malikiyah, Syafi'iyah, dan Hanabilah.
Untuk mazhab Hanafiah didirikan oleh Imam Abu Hanifah seorang guru besar fiqih di kawasan Irak.
Sedangkan mazhab Malikiyah didirikan oleh Imam Malik yang tumbuh dan berkembang di kota Madinah.
Imam Syafi'i memadukan dua metode fiqih Hanafiah dan Malikiyah dengan melahirkan mazhab Syafi'iyah.
Dan madzhab Hanabilah didirikan oleh Ahmad bin Hanbali yang dikenal dengan sebutan Imam Ahmad.
Kata Ustadz Adi Hidayat mazhab adalah jalan yang mengantarkan ibadah yang sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW.
"Jika kita tidak bermazhab bagaimana bisa berislam dengan baik," kata Ustadz Adi Hidayat.
Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, mazhab itu bukan kelompok, tetapi mazhab itu pilihan dalam mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Kuliner Tasikmalaya, 6 Rumah Makan Terfavorit dan Kekinian, Makan Nikmat Bersama Sunset
Lalu bagaimana jika muncul pandangan untuk kembali kepada Al Quran dan sunnah. Kata Ustadz Adi Hidayat bagaimana cara mengambil sunnah.
Padahal, Nabi Muhammad SAW sudah tidak ada, karena sunnah itu dari Nabi Muhammad SAW.
"Lantas pernahkah anda bertemu Nabi SAW, mimpi saja belum tentu bertemu Nabi SAW," kata Ustadz Adi Hidayat.
Maka kata Ustadz Adi Hidayat, cara mengambil sunnah itu dengan mengikuti apa yang disampaikan para ulama.
Dan itu disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW di hadist Ibnu Majah nomor hadist 233. "Dan para ulama itu pewaris para Nabi".
"Para ulama ketika mengajarkan kepada kita menyampaikan ajaran ajaran dari Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Adi Hidayat.
Kata Ustadz Adi Hidayat yang disampaikan para ulama semuanya disampaikan. Tidak ada yang disembunyikan.
Di antara yang disampaikan ulama itu ada pilihan pilihan beragam. Dan ketika mengambil pilihan, berarti mengambil mazhab.
Makanya Imam Muslim, kata Ustadz Adi Hidayat, membuat satu bab khusus dalam kitab shahih Muslim jilid pertama hal 119 bab belajar agama sesuai runtutan sanad.
Sanad itu dari orang orang yang tersambung ilmunya sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Atau dengan kata lain seeseorang yang belajar dari orang orang yang ilmunya bermuara kepada Nabi Muhammad SAW.
"Karena jika anda belajarnya pada orang orang yang tidak paham agama dan tersambung ke Nabi SAW, bisa keliru dalam pengamalan ibadahnya," kata Ustadz Adi Hidayat.
Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, para ulama memang tidak bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW
Namun, para ulama mengambil banyak ilmu dari ulama sebelumnya hingga muara ilmunya berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Ketika anda mengambil pendapat ulama dan mengambil ajaran dari Nabi Muhammad SAW, maka pendapat itulah yang disebut dengan mazhab.
"Jadi apakah kita wajib bermazhab? Kalau dalam pengertian fiqih harus bermazhab karena mazhab itu pilihan," kata Ustadz Adi Hidayat.
Namun jika bermazhab untuk niat atau tujuan berkelompok, kata Ustadz Adi Hidayat, itu yang tidak diwajibkan.
"Apalagi sampai fanatik itu yang tidak dibenarkan dalam Islam," kata Ustadz Adi Hidayat.
Hal itu dijelaskan Ustadz Adi Hidayat dalam YouTube Taman Firdaus dengan judul " Anda Ikut Mazhab Siapa? | Apa Itu Mazhab? Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA" tayang pada 13 November 2017.
Kata Ustadz Adi Hidayat mazhab itu adalah jalur keilmuan yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.
Mazhab untuk mengembalikan pemahaman Islam sesuai dengan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW, bukan untuk berselisih.***
