Ternyata kalau kita pelajari tentang perhitungan Masehi dengan jumlah hari tersebut masih ada kekurangan, sehingga dalam rentang waktu tertentu dalam perhitungan Masehi selalu ada koreksi.
Bedanya dengan perhitungan bulan Hijriyyah koreksi selalu dilakukan di setiap bulannya karena penanggalan Hijriyyah erat kaitannya dengan ibadah.
Perhitungan Hijriyyah juga perlu dipastikan dengan melakukan pemantauan hilal yang kita kenal dengan sebutan rukyat hilal.
Hisab belum bisa menentukan dengan pasti apakah hilal sudah bisa terlihat atau tidak, makannya selalu ada koreksi dalam penentuan ketinggian hilal yang dapat dilihat, karena hal tersebut baru bisa diketahui melalui pengalaman.
Baca Juga: 6 Syarat agar Ibadah Qurban Hari Raya Idul Adha Diterima, Doa supaya Amal Terkabul
Rasulullah SAW memerintahkan untuk menentukan bulan hijriyyah sendiri dengan melakukan pengamatan langsung oleh mata dan hal tersebut tidak dapat diwakili dengan hisab.
Terdapat beberapa petunjuk dalam hadits shahih sebagai berikut:
لا تصوموا حتى تروا الهلال ولا تفطروا حتى تروه فإن غم عليكم فاقدروا له
Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal dan jangan pula kalian berbuka hingga kalian melihatnya. Apabila kalian terhalang oleh awan maka perkirakanlah jumlahnya (HR Bukhari dalam Kitab Shaum, bab Sabda Nabi SAW “Jika kalian melihat hilal”
الشهر هكذا وهكذا يعني مرة تسعة وعشرين ومرة ثلاثين