Kualitas Udara di Jakarta Kurang Menguntungkan Bagi Kesehatan, Akibat Pencemaran Udara Maksimum

- 17 Juni 2022, 16:38 WIB
 Kabut akibat kualitas udara yang tidak sehat menyelimuti gedung-gedung pencakar langit diamati dari kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat, pukul 07.48 WIB (17/6/2022).
Kabut akibat kualitas udara yang tidak sehat menyelimuti gedung-gedung pencakar langit diamati dari kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat, pukul 07.48 WIB (17/6/2022). / ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/aa./

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Sebelumnya, pada Rabu (15/6) kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

Sementara itu, pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta pada Jumat pagi mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan volume kendaraan yang meningkat dinilai memicu kualitas udara Ibu Kota menjadi buruk.

Baca Juga: 5 Fakta Unik dan Misteri Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi: Tempat Wisata Eksotis Beraura Mistis

"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza, Kamis (16/6).

Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI mencatat pada Rabu (15/6) suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat akumulasi polutan sehingga mendorong polusi udara di Ibu Kota.

"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Yogi Ikhwan.

Adapun berdasarkan perkiraan BMKG pada Jumat ini suhu udara di DKI Jakarta berada pada kisaran minimum 25 hingga maksimum 32 derajat celcius.

Untuk tingkat kelembaban udara diperkirakan berada pada rentang minimum 75 hingga 100 persen.***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah