Memang, Rasulullah SAW tidak selalu melakukan ibadah sholat Dhuha, ini disebabkan karena beliau ingin menunjukkan kepada umatnya bahwa sholat Dhuha bukan ibadah wajib melainkan Sunnah yang boleh saja jika tidak dikerjakan.
Sunnah muakkad adalah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan dan dirutinkan untuk mendapatkan keutamaannya.
Aisyah radhiyallahu anha berkata “Aku tidak melihat nabi SAW melaksanakan sholat Dhuha, akan tetapi aku melaksanakan sholat Dhuha walaupun Nabi meninggalkannya padahal beliau menyukainya. Beliau melakukan demikian karena khawatir orang-orang melaksanakannya lalu difardhukan kepada mereka,” (HR. Bukhari dan Imam Muslim).
Baca Juga: TIDAK DISANGKA! 7 Keutamaan Ini Buat Menyesal Orang Yang Tidak Menjalankan Sholat Dhuha
Disini bermakna bahwa Rasulullah SAW bukan berarti meninggalkannya karena tidak menyukai Sunnah Dhuha, tapi Rasulullah SAW pernah tidak melakukannya untuk menentukan hukum yang jika Nabi melakukannya setiap hari maka akan dianggap wajib oleh para umat nya.
Walaupun hukum sholat Dhuha adalah Sunnah, yang boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan, namun sunnahnya Dhuha adalah dianjurkan untuk selalu dijaga.
Dengan menjaga Dhuha, maka keutamaan-keutamaan yang terdapat pada sholat sunnah tersebut akan dimiliki bagi orang yang mengamalkannya.
Sholat Dhuha sendiri dikerjakan pada saat pagi hari setelah matahari terbit.
Dan berakhir saat menjelang siang hari atau saat masuk waktu dzuhur.
Sholat Dhuha dikerjakan minimal dua rakaat, dan lebih baik dikerjakan empat rakaat ataupun lebih karena keutamaan yang didapat semakin baik.***