Data Balai Pusat Statistik mengungkapkan, sisa persediaan gandum Nasional jumlahnya 1,2 ton. Itu hanya mencukupi sampai sekitar bulan Mei 2022.
Pasca Mei 2022 mie instan berpotensi semakin langka. Produk olahan gandum lain diprediksi menyusul dan menjadi langka.
Kabar mutakhir menyebut akan terjadi kelangkaan Indomie. Bahkan pasar Australia dan Selandia Baru sudah mengambil ancang-ancang menaikkan harga mi instan ini.
Karena mengandalkan impor gandum asal Ukraina, PT Indofood paling terkena dampak secara langsung.
Menariknya merk merk mie instan lainnya tetap stabil. Bagi pemasar dan peneliti consumer behavior periode ke depan menarik diamati.
"Apakah kecintaan dan fanatisme konsumen Indomie akan kalah gara gara konflik Rusia Ukraina," kata Kris Moerwanto.
Atau merk merk pesaing indomie akan dapat berkah karena menjadi substitusinya. Ketika Indomie semakin langka di pasaran.
Mie instan yang terjual per tahun di Indonesia 13 miliar dus. Artinya 15% pangsa pasar sedang diperebutkan ulang.
Ternyata dampak konflik Rusia Ukraina berakibat terhadap langkanya mi instan Indomie di pasaran dan stok gandum nasional.***