"Ketika dikeluarkannya zakat fitri ada kebeningan di dalam jiwa, sifat baik yang muncul, sifat rasa kesucian dalam jiwa, dalam bahasa Arab disebut fitrah namanya," jelas Ustadz Adi Hidayat.
"Maka dipopulerkanlah dengan makna akhlaki yang disebut dengan zakat fitrah untuk menunjukkan kemuliaan akhlak bisa memberi," sambungnya.
Bahkan Ustadz Adi Hidayat menekankan agar saat kita mengeluarkan zakat fitrah, berikanlah dengan perasaan yang tulus.
"Keluarkan zakat itu dengan penuh kesucian, perasaan tulus berikan kepada mereka, maka Allah janji akan kembangkan apa yang kau berikan," katanya.
Zakat fitrah tentu berbeda bentuk pemberiannya dan materinya dengan infak, sodaqoh dan zakat mal.
"Kenapa disebuit mal untuk membedakan dengan yang fitri. Mal itu luas, harta bisa dibelikan dalam bentuk yang lain, bisa uang, bisa emas, bisa diberikan pakaian, bisa diberikan makanan, tapi fitri hanya makanan," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Zakat fitri itu bentuknya adalah makanan, tapi pengelola boleh menerima dalam bentuk uang asalkan saat menyalurkan kemudian konversikan uang dalam bentuk makanan.
"Makanan itu jangan cuma berasnya saja, sertakan lauk paukanya, dikonversikan uang zakat yang diterima panitia itu dalam bentuk sembako," jelas Ustadz Adi Hidayat.