Kemudian segera Ustadz Adi Hidayat menjernihkan kerancuan itu dengan menjelaskan mana bagian kucing yang mengandung najis dan bukan.
Ia mengatakan Hadits-hadits yang menyebutkan tentang kucing, tidak menyebutkan kotorannya yang suci, bukan pipisnya, tapi air liurnya.
Bukan pipisnya yang suci namun air liur kucingnya yang suci.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, dalam ilmu hadits ketika akan membaca hadits selain melihat bahasa hadits harus melihat sebab kenapa hadits itu muncul.
Ada kekeliruan dalam memahami hadits tersebut, ada dua sebab kekeliruan pemahaman hadits tersebut.
Merujuk pada hadits 76 di riwayat Abu Daud, diriwayatkan dari Sayidah Aisyah RA. bahwa pernah melihat Rasulullah berwudhu dengan air yang dijilat kucing.
Jadi yang tidak najis itu air liur kucing bukan kencingnya hanya ada kesalahpahaman dalam memaknai hadits.
Juga mengungkapkan bahwa hukum air liur kucing suci atau tidak najis sudah disepakati juga oleh keempat mazhab.
Namun ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa yang dibahas ini merupakan air liur kucing, bukan kotoran maupun air kencingnya.***