DESKJABAR - Sering kita dengar soal hukum air kencing dan air liur kucing ada yang mengatakan najis ada pula yang mengatakan sebaliknya.
Disebutkan dalam hadits bahwa ada seorang budak wanita yang mengantarkan makanan untuk Aisyah radhiallahu ‘anha, tapi ketika itu beliau sedang shalat. Kemudian budak ini meletakkan makanannya.
Tiba-tiba datang seekor kucing dan memakan makanan itu.
Setelah Aisyah selesai, beliau memakan bekas gigitan kucing.
Kemudian Aisyah menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Kucing itu tidak najis, karena mereka termasuk binatang yang sering berkeliaran di tengah-tengah kalian.”
Baca Juga: Benarkah Allah akan Menciptakan Bumi dan Kehidupan Baru Setelah Hari Akhir? Buya Yahya Beri Jawaban
Aisyah menambahkan:
"Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dari sisa air yang diminum kucing.” (HR. Abu Daud 76 dan dishahihkan Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bahwa kucing adalah binatang yang suci, bulunya suci, dan air liurnya juga suci. Abu Yusuf, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad berpendapat bahwa kucing suci badannya dan air liurnya tanpa makruh. (Syarh Sunan Abu Daud, al-Aini, 1/221).
Alasan mengapa kucing itu binatang suci, karena dia tinggal bersama manusia. Sering berkeliaran di tengah manusia.
Sehingga akan sangat memberatkan (masyaqqah) jika hewan semacam ini statusnya najis liurnya atau kulitnya. (Taudhih al-Ahkam, 1/139).
Lalu apakah air liur kucing najis? Dan bagaimana jika air liur terkena pakaian?
Dikutip dari Kanal Youtube Taman Firdaus dengan judul "Apa Hukumnya Air Liur Kucing, Air kencing Kucing, Kotoran Kucing, Ustadz Adi Hidayat Lc., MA", tayang 21 Oktober 2021.
Dalam keterangannya Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa pemahaman tentang air kencing kucing ini ada kesalahpahaman.
Bahwa ada yang menanya soal air kencing, kotoran kucing dalam keterangan itu suci.
"Mohon penjelasannya tentang hukum kotoran kucing. Ada seorang Ustadz yang menyatakan bahwa kotoran kucing tidak najis. Sekian terima dan kasih”.
"Saya belum menemukan siapa yang menyebutkan air kencing kucing itu suci," ungkapnya
Kemudian segera Ustadz Adi Hidayat menjernihkan kerancuan itu dengan menjelaskan mana bagian kucing yang mengandung najis dan bukan.
Ia mengatakan Hadits-hadits yang menyebutkan tentang kucing, tidak menyebutkan kotorannya yang suci, bukan pipisnya, tapi air liurnya.
Bukan pipisnya yang suci namun air liur kucingnya yang suci.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, dalam ilmu hadits ketika akan membaca hadits selain melihat bahasa hadits harus melihat sebab kenapa hadits itu muncul.
Ada kekeliruan dalam memahami hadits tersebut, ada dua sebab kekeliruan pemahaman hadits tersebut.
Merujuk pada hadits 76 di riwayat Abu Daud, diriwayatkan dari Sayidah Aisyah RA. bahwa pernah melihat Rasulullah berwudhu dengan air yang dijilat kucing.
Jadi yang tidak najis itu air liur kucing bukan kencingnya hanya ada kesalahpahaman dalam memaknai hadits.
Juga mengungkapkan bahwa hukum air liur kucing suci atau tidak najis sudah disepakati juga oleh keempat mazhab.
Namun ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa yang dibahas ini merupakan air liur kucing, bukan kotoran maupun air kencingnya.***