Sahur Saat Adzan Jelang Subuh Boleh Diteruskan, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Agar Tak Salah Paham

- 7 April 2022, 02:05 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hukum sahur atau makan dan minum saat adzan berkumandang.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hukum sahur atau makan dan minum saat adzan berkumandang. /YouTube Audio Dakwah/

DESKJABAR - Hari ini, Kamis, 7 April 2022, bulan suci Ramadhan telah memasuki tanggal 5 Ramadhan 1443 Hijriyah.

Sebelum menjalankan ibadah shaum atau puasa, kita terbiasa melakukan sahur, yaitu aktivitas makan dan minum pada malam atau dinihari sebelum masuk waktu fajar.

Yang menjadi pertanyaan, kapan sesungguhnya batas waktu kita masih diperkenankan  sahur atau makan minum?

Baca Juga: Makan Minum Sahur Saat Adzan Subuh, Sah atau Tidak Sah Puasanya? Buya Yahya Ungkap Kesalahpahaman

Lalu, bagaimana hukumnya makan atau minum saat adzan Subuh telah berkumandang? 

Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menjelaskan persoalan itu dalam potongan video yang tayang di YouTube Audio Dakwah, berjudul 'Hukum Makan Sahur Saat Azan & Sejarah Imsak - Ustadz Adi Hidayat LC MA' yang tayang 3 tahun lalu.

Sebelum menjelaskan hukumnya, Ustadz Adi Hidayat mengutip hadits bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, adzannya Bilal tidak menghentikan sahurmu.

Dengan kata lain, kata Ustadz Adi Hidayat melanjutkan, jangan hentikan sahur kalian, hanya karena mendengar adzannya Bilal.

Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa Bilal adalah muadzin atau orang yang sering mengumandangkan adzan di masa Nabi Muhammad SAW.

"Kata Nabi, kalau dengar adzan Bilal, terusin sahurnya, jangan berhenti. Artinya, kalau Bilal adzan, teruskan sahurnya," kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan terjemahan hadits tersebut. 

Akan tetapi, menurut Ustadz Adi Hidayat, itu adalah terjemahan tekstual. Kalau seperti itu, orang akan memahaminya, saat adzan Subuh berkumandang, boleh makan.

Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan 2022 yang Benar, Baca Romadhona atau Romadhoni? Buya Yahya Kasih Solusi

"Yang adzan di masa Nabi bukan hanya Bilal. (Muadzin) yang kedua adalah Abdullah Bin Ummi Maktum," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Persoalannya, kata Ustadz Adi Hidayat melanjutkan, mengapa Nabi Muhammad SAW hanya menyebutkan adzannya Bilal?

Oleh karena itu, Ustadz Adi Hidayat menerangkan, jika hendak menerjemahkan hadits, jangan hanya membaca judulnya, tetapi baca pula keseluruhan isi haditsnya.

Sebab, kita tidak bisa menyimpulkan arti hadits hanya dari judul.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa Bilal itu biasa mengumandangkan adzan, pada saat lail atau malam hari. Waktunya ba'da Isya sampai ke fajar.

"Saat fajar tiba, sudah masuk waktu Subuh, awal pagi, yaitu saat awal cahaya matahari membelah keadaan malam. Karena itu waktu Subuh sering disebut fajar," ucapnya.

Baca Juga: RAMADHAN 2022 Tiba, Lakukan 3 Amalan Utama Ini, Ustadz Adi Hidayat: Jadi Kurikulum Ramadhan Nabi Muhammad SAW

Ustadz Adi Hidayat lalu menyebutkan Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 187.

Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 187 menerangkan tentang waktu mulai berpuasa./quran.kemenag.go.id
Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 187 menerangkan tentang waktu mulai berpuasa./quran.kemenag.go.id

Pada ayat pertengahan, kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.

"Kalau ibu punya kain kerudung waktu hitam, dibentangkan satu benang warna putih. Kalau kelihatan remang-remang putih, itu yang disebut waktu fajar. Kata Al Qur'an, kalau fajar tiba, selesai makan dan minum," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa fajar atau Subuh adalah waktu dimulainya puasa.

"Bahasa Arabnya puasa itu shiam, shaum, imsak. Imsak artinya menahan atau puasa," kata Ustadz Adi Hidayat.

Jadi, jika adzan Subuh sudah berkumandang, artinya fajar sudah tiba atau sudah waktu Subuh.

Baca Juga: ALHAMDULILLAH Ramadhan 2022 Tiba, Syekh Ali Jaber: Ramadhan Mampu Hanguskan Segala Dosa Kita, Inilah Doanya

"Masuk Subuh berarti fajar atau dimulainya puasa atau imsak. Imsak artinya menahan, tidak makan, tidak minum," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ia menjelaskan, jika waktu adzan Subuh jam 4.35 maka jam 4.25 yang sering disebut sebagai waktu imsak, sebenarnya bukanlah waktu imsak melainkan masih lail atau malam.

Sejarah adzan malam hari dan waktu Subuh

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan sejarah atau asal muasal adanya dua adzan, yaitu pada malam hari dan waktu Subuh. 

Pada masa Nabi Muhammad SAW, ada sahabat Nabi yang tidak bisa melihat yang dikenal dengan nama Abdullah bin Abi Ummmi Maktum atau biasa dipanggil Ummi Maktum.

Jarak rumah Ummi Maktum cukup jauh dari masjid. Tapi ia sering i'tikaf di masjid.

Suatu hari, ia meminta keringanan agar bisa diperbolehkan untuk sholat Subuh khusus di rumah karena merasa kesulitan pergi ke masjid. 

Akan tetapi, Nabi dengan tegas menyatakan, selama ia masih bisa mendengar adzan, maka usahakan sholat di masjid.

Baca Juga: BABAK AKHIR KASUS SUBANG, Pelaku Pembunuh Terungkap Berdasarkan Ilmu Forensik, Simak Penjelasan Sumy Hastry

Di balik ketegasan itu, menurut Ustadz Adi Hidayat, sahabat menyimpulkan adanya pahala besar sebagai ganjaran.

Oleh karena itu, Ummi Maktum menyatakan kesiapannya untuk sholat Subuh di masjid.

Sejak peristiwa itu, Ummi Maktum juga sering adzan. Sejak saat itu pula, ada dua adzan pada malam hari dan waktu Subuh.

Adzan pertama di waktu lail menandakan bahwa sebentar lagi waktu fajar akan tiba. Yang mengumandangkan adzan pertama adalah Bilal.

"Makanya disebut, Bilal itu adzan di waktu lail, yaitu malam saat mendekati fajar," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Sedangkan adzan kedua yang dikumandangkan oleh Abdullah Bin Ummi Maktum merupakan adzan Subuh sebagai penanda Fajar atau waktu dimulainya puasa.

Mengapa harus ada dua adzan isyarat dari Nabi?

Baca Juga: Menguak Kasus Subang, Temuan Sidik Jari di Pintu dan Mobil, Milik Siapa? Sumy Hastry: Berkat Kegigihan INAFIS

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, tujuannya supaya menahan orang yang dikhawatirkan saat itu sedang enak-enaknya makan, tidak tersedak, karena tiba-tiba masuk adzan Subuh yang hanya sekali.

Sebab, adzan Subuh berarti kita harus menghentikan makan dan minum karena sudah masuk waktu dimulainya puasa.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Audio Dakwah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah