"Dalam sebuah riwayat dikatakan, Nabi SAW mengguyur setelah memegang bagian sisi kanan kepala sehingga terasa di kulit kepala airnya menggyur sebelah kanan bagian tubuh 3 kali. Baru kemudian mengguyur sisi kiri dan seluruh tubuh", ujar Ustadz Khalid Basalamah.
Langkah keenam membasuh tubuh sebelah kanan dimulai dengan bagian tubuh paling atas kepala lalu paling bawah. Atau dibiarkan air mengucur sampai ke bawah, disertai catatan untuk tidak menyentuh kemaluan untuk menjaga wudhu agar tidak batal.
"Karwna wudhu yang dipakai itu mau dipakai sholat setelahnya asal tidak batal", kata Ustadz Khalid Basalamah.
Namun setelah mengambil wudhu lalu mandi pakai sabun dan tangan menyentuh kemaluan, jelas Ustadz Khalid Basalamah maka batal wudhu yang awal. Jadi nanti kalau mau sholat harus wudhu lagi.
Yang ketujuh membasuh tubuh sbelah kiri dimulai dengan bagian tubuh paling atas kemudian paling bawah. Lalu kedelan membasuh tubuh dengan air secara baik. Artinya semua kena airr, sela-sela tubuh terguyur basah.
"Kesembilan atau terakhur adalah agar memperhatikan untuk mencuci ketiak, pusar dan belakang lutut. Ini tempat-tempat yang kadang tidak terkena air sehingga jika tidak diperhatikan tidak tersentuh air sehingga mandi junubnya tidak sempurna", ungkap Ustadz Khalid Basalamah.
Baca Juga: TATA CARA, Tahapan Tahapan Ziarah Kubur Menjelang Puasa Ramadhan 2022, Jangan Lupa Baca Ini
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, perlu dipahami bahwa mandi junub itu ringan sekali bukan mandi yang berat seperti yang sering dubayangkan. Ada kasus orang pada saat pasangannya ingin mengulangi biologis ia gak mau dengan alasan malas mandi.
"Jadi jangan selalu dibayangkan kalau biologis lagi harus keramas lagi dengan shampo segala macam. Tadi sudah pake shampo pake sabun sekarang mandi yang kedua itu adalah mandi membasahi syaratnya saja supaya junub itu bersih bisa sholat", ungkap Ustadz Khalid Basalamah.