Terkait hadist palsu tersebut, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa cacat palsunya ada pada seorang bernama Ibnu Abi Surbah yang mana orang itu dinilai oleh para ulama hadist sebagai orang yang sering memalsukan hadist.
Sementara adapun hadist yang dha'if terkait amalan di bulan Sya'ban, bisa ditemukan di Asnal Mathalib jilid pertama halaman 84, itu disandarkan pada Aisyah RA.
"Bahwa satu kali beliau kehilangan Rasulullah SAW di malam pertengahan Sya'ban, dan itu bagian Rasulullah menginap di rumah beliau," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Diduga beliau sedang ada di tempat istri yang lain. Dicari oleh Aisyah ternyata ditemukan beliau sedang berdoa kepada Allah SWT, agar Allah berkenan mengampuni para muslim yang telah wafat di pemakaman," sambungnya.
"Maka Rasulullah menyampaikan kepada Aisyah, hari Allah mengamati kepada manusia dan mengampuni orang-orang yang memohonkan ampunan. Ini Statusnya Dha'if tapi disahihkan oleh Syaikh Muhamamd nashiruddin Al-Albani," tuturnya.
Ustadz Adi Hidayat lantas menyebutkan hadist yang sahih terkait keistimewaan bulan Sya'ban, riwayat Abu Mausa Al-Asy'ari, yang bisa ditemukan di Silsilah Al hadist As Shahihah karangan Syeikh Muhammad Nashiruddin al Albani, nomor hadist 1144.
"Bahwa Rasulullah menyampaikan, Allah SWT mengamati kepada hambanya di malam pertengahan Sya'ban dan mengampuni yang memohon ampunan sekalipun sebanyak bulu domba di suku Kalb, itu yang sahih," katanya.
Dalam hadist yang sahih itu sudah sangat jelas perbedaannya dengan yang palsu dimana, Nabi tidak menyebut amalan yang spesifik untuk dilakukan di bulan Sya'ban.