Program mitigasi lain adalah memberikan edukasi bencana kepada masyarakat, menyiapkan tempat evakuasi yang layak, dan secara rutin melakukan simulasi menghadapi tsunami.
Baca Juga: BMKG, Gempa Terkini Sorong Hari Ini Berkekuatan Cukup Kencang, Warga Diminta Waspada Gempa Susulan
Sementara di sisi hulu, kajian mengenai gempa bumi dan tsunami perlu dilakukan secara terus-menerus.
Ia menjelaskan bahwa gempa bumi M 6,7 yang mengguncang Banten baru-baru ini, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia merupakan wilayah yang rentan bencana gempa bumi dan tsunami.
Menurut Widjo Kongko, gempa yang terjadi di Banten sekaligus mengingatkan adanya ancaman di Selatan Jawa, Selat Sunda, Sumatera, dengan potensi Megathrust.
Doktor yang pernah meneliti potensi gempa bumi Megathrust dan tsunami di Selatan Jawa tersebut menjelaskan, gempa bumi Banten terjadi di daerah yang disebut sebagai seismic gap, yakni zona yang selama ini tidak menunjukkan adanya aktivitas seismik.
Seperti diberitakan, gempa bumi Banten yang berpusat di Selat Sunda berkekuatan M 6,7, tidak menimbulkan tsunami.
Selain itu, Widjo menuturkan pentingnya untuk memahami karakteristik ancaman tsunami di Indonesia. Sumber tsunami di Indonesia umumnya sangat dekat, yakni sekitar 100 kilometer dari lepas pantai, sehingga waktu perjalanannya sampai ke daratan terjadi sangat cepat.
Baca Juga: Sukabumi, Rumah Tahan Gempa PTPN VIII di Palabuhanratu, Obyek Wisata Tahan Bencana
Ia menekankan aspek mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat tentang konsep evakuasi mandiri dan tidak terlalu mengandalkan teknologi yang ada saat ini.