Detik-detik Pembunuh Subang Ditangkap, Sejumlah Kejanggalan Sketsa Wajah Pelaku Disorot Para Ahli Kriminologi

- 2 Januari 2022, 20:09 WIB
Yesmil : membeberkan sejumlah kejanggalan. Agustinus Pohan :  sketsa itu hanya memperlihatkan terduga dari belakang
Yesmil : membeberkan sejumlah kejanggalan. Agustinus Pohan : sketsa itu hanya memperlihatkan terduga dari belakang /Twitter @anwaryesmil dan Twitter @jentera

Menurut Yesmil Anwar, terdapat sifat keragu-raguan aparat yang mencolok dalam kasus ini, sehingga upaya yang dilakukan baru sebatas spekulasi.

Yesmil Anwar berpendapat, sketsa wajah pelaku tersebut belum dapat mengarah menjadi bukti konkret yang kuat.

Baca Juga: KASUS PEMBUNUH SUBANG TERUPDATE, Pelaku Sangat Profesional, Achmad Taufan: Siapa yang Menyuruh Pelaku?

Baca Juga: SAKSI SAKSI INILAH yang Akan Dijadikan Kambing Hitam di Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

“Sepertinya ada keragu-raguan dari pihak kepolisian karena mereka menyadari alat buktinya masih kurang, sehingga belum merasa nyaman untuk menentukan pasal berapa dan orangnya. Siapa, bagaimana kejadiannya apakah dia kerja sendiri atau menyuruh orang lain,” ungkap Yesmil Anwar.

Menurut Pakar hukum pidana dari Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan mengatakan, sulit untuk menentukan siapa pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang, 

Jika melihat sketsa wajah pelaku yang dirilis Polda Jabar Rabu 29 Desember 2021. Sebab, sketsa wajah pelaku itu hanya memperlihatkan terduga dari belakang atau samping dan bukan dari depan.

"Apa betul daya ingat orang itu benar-benar detail, terkait lekuk-lekuk dari muka terduga?,” ungkap Agustinus saat dihubungi DeskJabar.com, Jumat 31 Desember 2021.

Hal ini juga diungkapkan Agustinus, kekhawatirannya jika pada akhirnya sketsa wajah pelaku terduga pembunuh ibu Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu alias Amel (23) di Subang tersebut justru akan menyesatkan dalam proses penyelidikan.

"Karena terkadang dari sketsa wajah pelaku itu jadi dimirip-miripin. Sketsa wajah pelaku mungkin bisa membantu, tetapi jangan salah, kalau itu tidak tepat bisa menyesatkan. Karena kita kemudian mengaitkan apa-apa dengan sketsa wajah pelaku. Oh ini ga cocok dengan sketsa, padahal mungkin saja si pemberi informasi tentang sketsa itu tidak tepat ingatannya,” ungkap Agustinus.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah