Sehari Sebelum Ulang tahun ke 27, Soe Hok Gie Meninggal di Puncak Gunung Semeru

- 7 Desember 2021, 20:54 WIB
Soe Hok Gie termasuk aktifis yang sangat lantang dalam mengkritisi pemerintah yang dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap kerukunan alam dan lingkungan di Indonesia.
Soe Hok Gie termasuk aktifis yang sangat lantang dalam mengkritisi pemerintah yang dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap kerukunan alam dan lingkungan di Indonesia. /Istimewa/

DESKJABAR- Bagi para pendaki, nama Soe Hok Gie sangat terkenal. Aktivis angkatan 66 itu sangat kritis terhadap pemerintahan orde Lama dan juga order baru.

Soe Hok Gie termasuk aktivis yang sangat lantang dalam mengkritisi pemerintah yang dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap kerukunan alam dan lingkungan di Indonesia.

Kegelisahan itu yang membuat Soe Hok Gie menjadi seorang penjelajah alam dan di Universitas Indonesia tempat dia kuliah Soe Hok Gie menjadi pelopor berdirinya Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI.

Menjelang ulang tahun yang ke 27, Soe Hok Gie bersama dengan teman temannya memutuskan untuk mendaki ke gunung Semeru.

Soe Hok Gie berangkat ke Gunung Semeru bersama dengan rekan rekannya termasuk Idham Dhanvantari dan Jerman Onesimus dengan menggunakan kereta api Jakarta Surabaya.

Baca Juga: DANU CALON TERSANGKA KASUS SUBANG? Ini 6 FAKTA DANU yang Hari Ini Kembali Diperika Polda Jabar.

Pendakian Soe Hok Gie dengan rekan-rekan menggunakan jalur Kali Amprog lewat pematang Gunung Ayek-Ayek sampai turun ke arah Oro Pro Ombo.

Jalur yang digunakan Soe Hok Gie tersebut sama dengan yang digunakan Franz Willhem Junghuhn orang berkebangsaan Belanda yang dilakukan pada tahun 1844.

Itu wajar dilakukan Soe Hok Gie karena peta pendakian yang dibawa Soe Hok Gie berupa buku terbitan Belanda tahun 1930 tentang panduan naik gunung Semeru.

Pendakian Soe Hok Gie dan rekan-rekan tiba si puncak Mahameru menjelang sore. Merekan istirahat di puncak Mahameru sambil menikmati indahnya alam gunung Semeru.

Di puncak Mahameru ini Soe Hok Gie meninggal dunia sehari sebelum merayakan usianya yang ke 17 tahun.

Soe Hok Gie meninggal berasa seorang temannya Idham yang ikut pendakian bersamanya.

Keduanya diduga menghirup udara racun yang keluar dari kawah gunung Semeru. Saat itu menurut beberapa sumber menjelaskan Soe Hok Gie dan Idham saat di puncak Mahameru duduk karena kelelahan.

Saat duduk itulah udara racun dari kawah gunung Semeru terhirup dua sahabat yang akhirnya meninggal dunia.

Sow Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942 dan dikenal sebagai aktifis yang sangat lantang melawan rezim pemerintahan setelah merdeka.

Baca Juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Subang, Danu Bisa Pulang, Akankah Semuanya Terbongkar?

Evakuasi jenazah Soe Hok Gie dan Idham membutuhkan perjuangan yang sangat panjang. Karena keduanya meninggal di puncak Mahameru.

Meski demikian, keduanya berhasil dievaluasi dan pada tanggal 24 Desember kedua jenazah dua orang sahabat itu tiba di rumah masing-masing.

Kemudian jenazah Soe Hok Gie di semayamkan terlebih dahulu di Fakultas Sastra UI Rawa Mangun sebelum akhirnya dimakamkan di pemakaman Kebon Jahe Kober atau Kerkhof Laan di jalan Tanah Abang Jakarta Pusat.

Pemakanan tertua itu beralih fungsi menjadi Museum Taman Prasasti dan banyak dikunjungi para pecinta alam dan para pendaki.

Pemakaman dengan luas 5,9 hektare itu pun dibangun pada tahun 1795 dan menjadi pemakaman umum tertua di dunia mengalahkan Fort Cannin Park di Singapura. ***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah