DESKJABAR - Mantan Kapolda Jawa Barat, Anton Charliyan, menyoroti pernyataan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia yang dimuat di media online nasional yang berjudul: “Bahlil , Pengusaha Pencak Silat Jangan Buat Masalah di Negara ini”.
Anton Charliyan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Paguron Pencak Silat sejumlah perguruan silat di tanah air mengatakan, istilah penggunaan kata pengusaha pencak silat sebagai "Pengusaha Nakal" sangat tidak tepat, meski itu diakuinya merupakan akronim.
“Mencermati (berita) itu sesungguhnya harus menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa wawasan budaya sebagian petinggi negara ini perlu dievaluasi dan dipertanyakan. Karena wawasan budaya setingkat Menteri saja sedemikian adanya. Bagaimana pula wawasan masyarakat awam tentang keluhuran budaya kita?”, ujarnya, di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu 14 Agustus 2021.
Baca Juga: Wajah Enam Cowok Ganteng Mantan Amanda Manopo yang Pernah Menjalin Ikatan Cinta
Baca Juga: Unggahan Foto Mantan Pacar Amanda Manopo, Christ Laurent di Instagram Manager Mengundang Tanya
Menurut Abah Anton, demikian panggilan akrabnya, siapa lagi yang harus membanggakan warisan luhur budaya kita kalau bukan kita sendiri sebagai anak-anak bangsa. Menurutnya, apa jadinya sebagai anak bangsa bila sudah tidak bangga dengan budaya sendiri.
Anton Charliyan menjelaskan, saat ini di era global boleh-boleh saja belum bisa berdaulat sepenuhnya baik dari sisi politik, sosial, keamanan apalagi ekonomi. Masih besar sekali pengaruh negara adidaya yang harus dipertimbangkan matang-matang untuk membuat sebuah keputusan negara.
“Tapi khusus di bidang budaya, kita harus betul-betul berdaulat sepenuhnya. Karena budaya merupakan ciri wanci entitas bangsa. Bila ingin menghancurkan sebuah bangsa maka sudah jadi idiom umum hancurkan lah budayanya”, papar Abah Anton.
Salah satu tanda-tada lunturnya sebuah adat tradisi dan budaya dimaksud, jelas mantan Kadiv Humas Polri ini, bila anak bangsa sudah tidak merasa bangga dengan budayanya sendiri, maka siap-siap menjadi Tuan Asing di rumah sendiri. Anton berharap, hal ini tidak terjadi pada negeri Indonesia.
Anton Charliyan mengingatkan, bagaimana sulitnya memperjuangkan agar Pencak Silat bisa menjadi salah satu warisan budaya Nusantara di UNESCO yang sudah diklaim oleh Malaysia. Padahal kita semua tahu bahwa silat maupun Pencak Silat berasal dari bumi Nusantara Indonesia.
“Apakah kita rela jika warisan budaya kita diakui negara Lain?. Maukah kita terus menerus bersikap, baru merasa memiliki kalau sudah kehilangan?”, ujarnya.
Sosok pria asli kelahiran Tasikmalaya Jawa Barat yang sangat mencintai budaya daerah itu mengatakan, sudah banyak warisan budaya asli Indonesia yang diklaim negara lain. Di antaranya, Reog Ponorogo Jawa Timur, Wayang Kulit, Angklung Sunda, Batik , Tari Piring Minang, Lagu Rasa Sayange bahkan Masakan Rendang dan Kopi Toraja pun diklaim negara lain.
Baca Juga: Hujan Guyur Sebagian Daerah di Jawa Barat, Sabtu 14 Agustus 2021, BMKG: Waspadai Petir
Budaya sangat penting
Betapa pentingnya budaya bagi satu negara, Anton Charliyan mencontohkan sejumlah negara yang berhasil bangkit dan maju karena mampu memaksimalkan potensi keunggulan budayanya. Antara lain, Jepang dengan Restorasi Meiji yang merupakan pembangunan revolusi budaya dengan megedepankan budaya Bushidonya.
Kemudian Perancis dengan Liberte, Egalite dan Fraternite. Eropa dengan Reinnasance yang mampu bangkit dari krisis kegelapan budaya "Dark Ages" , sehingga mereka merasa lahir kembali nilai-nilai ethika, estethika dan rasionalitas , yang selama ini tenggelam di balik cengkraman nilai-nilai yang mengatas namakan religiusme ke- Uskupan. Kebangkitan ini ditandai dengan munculnya revolusi Industri, dan mereka pun bisa menjadi bangsa yang unggul.
Anton Charliyan menegaskan, kebangkitan dan keunggulan mereka bukan diawali dengan revolusi ekonomi atau revolusi politik, tapi dengan revolusi budaya, belajar dari sejarah bangsa-bangsa lain. Siapapun yang mempunyai wawasan dan ketahanan budaya yang tangguh akan menjadi bangsa yang unggul, yang mampu bersaing dengan negara manapun dalam segala aspek kehidupan.
“Budaya kita harus jadi tuan di Bumi Nusantara tercinta ini. Kita harus lebih bangga dengan nilai budaya kita sekecil apa pun juga. Jika kita bangga dengan budaya kita sendiri, kita akan jadi bangsa yang unggul yang mampu bersaing dengan siapapun juga di era global yang multi dinamis ini”, pungkas Anton Charliyan.***