KHUTBAH: Memaknai Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi

- 19 Juli 2021, 22:10 WIB
 Menteri Agama Umumkan mudik dan pelaksanaan Shalat Idul Adha 2021 di rumah saja
Menteri Agama Umumkan mudik dan pelaksanaan Shalat Idul Adha 2021 di rumah saja /ANTARA/Humas Kemenag/

Musibah seperti Covid-19 adalah kehendak Alloh Ta’ala sesuai dengan takdir yang ditetapkan-Nya dan kebijaksanaan-Nya. Dalam fikih kebencaan yang dirumuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada tahun 2015, musibah tidak selalu berkonotasi azab atau kemurkaan Alloh terhadap manusia. Di dalam Al-Qur’an, musibah digambarkan dan dikonspetualisasi dengan beragam cara yang berbeda. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-156 Alloh telah menjelaskan “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilahi raji’un”.

Musibah yang baik berasal dari Alloh, sedangkan musibah yan buruk merupakan hasil dari perbauatan mansuia, seperti ditegaskan dalam surat Annisa ayat 79. Musibah, seperti wabah Covid-19 menimpa siapa saja baik orang yang beriman atau pun orang yang kafir. Namun, bagi orang-orang beriman, semua musibah yang terjadi adalah ujian untuk memperkokoh keimanan. Selalu ada hikmah di balik musibah ini, karena keyakinan terhadap rahmat-Nya untuk alam semesta.

Mari kita tadabburi, secara global memang ekonomi terpuruk dan banyak bisnis yang ambruk, namun ada beberapa bidang usaha yang justru meraup untung besar di masa pendemi, seperti telekomunikasi, internet, market place, farmasi, herbal dan lain-lain. Contoh lainnya, udara makin bersih karena polusi menurun drastis. Bumi untuk sementara beristirahat dari polusi kendaraan bermotor, karena, mobilitas sosoal dibatasi, dan banyak orang bekerja dari rumah masing-masing.

Virus adalah ciptaan Alloh, sebagaimana makhluk-makhluk lainya. Mereka tunduk pada ketentuan Tuhan Pemilik alam semensta ini. Tak ada yang mengetahui pasti kapan wabah ini berakhir, tapi karena wabah merupakan kehendak Alloh, tak ada jalan lain kecuali kita kembali dan memasrahkan semuanya kepada Alloh.

Wabah Covid 19 bisa dianggap sebagai siksaan atau teguran bagi orang-orang yang selama ini mendustakan ayat-ayat Alloh. Namun, wabah ini pun bisa dianggap rahmat bagi orang-orang beriman. Karena, menurut para ulama, wabah covid yang disamakan dengan Thoun yang terjadi pada masa Rasululloh dan para sahabat nabi, bagi yang meninggal karena wabah ini mendapat pahala syahid.

Dalam perjalanan sejarah dunia, wabah terus terjadi dalam rentang waktu tertentu. Tentu ada rahasia dan hikmah Alloh dengan menurunkan wabah di muka bumi ini. Sayyid Hossen Nasr, profesor studi Islam dari George University, Amerika Serikat meyakini bahwa tragedi wabah Covid 19 akan segera berakhir. Jumlah kematian yang besar, akan menjadi kesempatan untuk kebangkitan spiritual setidaknya bagi mereka yang cukup cerdas untuk memahaminya.

Terbukti, selama pandemi Covid 19,  banyak orang akhirnya mencari makna melalui jalan agama. Seperti survey yang dilakukan Jeanet Bentzen dari University of Copenhagen terhadap 95 negara dengan menggunakan data harian pencarian kata “doa” di Google search. Di akhir Maret 2020, menunjukkan angka tertinggi bahwa lebih dari separuh penduduk bumi telah melakukan doa agar wabah Covid-19 segera mereda.

Wabah menjadi momen untuk berefleksi lebih mendalam sehingga menemukan pemaknaan-pemaknaan baru. Di saat situasi PPKM darurat ini, kita dituntut untuk melakukan pencerahan spiritual dan mentransformasikan rasa takut menjadi energi positif dan membangun seluruh kesadaran baru kembali menjadi manusia yang menjalankan fungsi luhur sebagai khalifah di muka bumi. Terutama di moment Idul Kurban ini.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..

Khatib kembali mewasiatkan untuk diri sendiri dan jamaah semuanya untuk kembali meneladani jejak Nabi Ibrahim alaihissalam sebagai bapak para nabi. Pengorbanannya yang diabadikan dalam syariat ibadah kurban sesungguhnya untuk memperkokoh keimanan dan penghambaan kita kepada Alloh Azza wa jalla

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah