DESKJABAR - Untuk memahami kondisi iklim Planet Venus dapat berubah seperti "neraka" padahal memiliki banyak kesamaan karakteristik seperti Bumi, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyiapkan dua misi, DAVINCI+ dan VERITAS.
Administrator Asosiasi untuk Sains NASA Thomas Zurbuchen mengungkapkan misi baru NASA tersebut dalam keterangan pers di situs resmi NASA, Kamis, 3 Juni 2021.
"Kami menghidupkan kembali program sains planet dengan eksplorasi intens ke dunia yang belum pernah dikunjungi NASA selama lebih dari 30 tahun," kata Thomas Zurbuchen yang dikutip Antara, Jumat, 4 Juni 2021.
Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Bandung Hari Ini Jumat 4 Juni 2021, Ini Persyaratannya
Misi yang disebut Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gases, Chemistry, and Imaging (DAVINCI+), yang akan mengukur komposisi atmosfer Planet Venus untuk memahami bagaimana lapisan atmosfer itu terbentuk dan berevolusi sekaligus menentukan apakah planet tersebut pernah memiliki laut.
NASA juga menjalankan misi Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography dan Spectroscopy (VERITAS), untuk memetakan permukaan Venus, menentukan sejarah geologi planet, dan memahami alasan mengapa bisa terbentuk sangat berbeda dengan Bumi.
NASA menghabiskan sekitar US$500 juta (setara Rp 7,16 triliun) untuk pengembangan setiap misi tersebut. Masing-masing misi diharapkan dapat diluncurkan pada periode 2028-2030.
Baca Juga: Sebelum Gelar PTM Terbatas, Simak Persyaratan yang Harus Dipenuhi Sekolah di Bogor
Thomas Zurbuchen mengatakan mereka menggunakan teknologi mutakhir yang telah dikembangkan dan disempurnakan NASA selama bertahun-tahun.
Ia berharap dua misi tersebut dapat memahami bagaimana planet yang mirip bumi tersebut kini menjadi "rumah kaca".
Kendati Venus merupakan planet kedua terdekat dengan bumi, tetapi, atmosfernya yang kaya akan karbondioksida membuat iklimnya jauh lebih panas dibandingkan dengan Merkurius yang terletak lebih dekat dengan matahari.
Suhu di permukaan Venus dapat mencapai 462 derajat Celsius, menjadikannya planet terpanas di tata surya. Banyak peneliti yang menjuluki permukaan Venus sebagai neraka.
Menurut Thomas Zurbuchen, dua misi NASA tersebut bukan hanya untuk memahami evolusi planet Venus dan kelayakhuniannya di tata surya, tetapi lebih dari batasan itu hingga ke luar tata surya, arena penelitian yang menarik dan baru muncul untuk NASA.
Ilmuwan Program Discovery NASA Tom Wagner mengatakan, hal yang cukup mengejutkan adalah minimnya pengetahuan tentang Venus.
Oleh karena itu, hasil kombinasi dari dua misi tersebut akan mengungkapkan tentang kondisi planet tersebut, dari mulai awan hingga gunung-gunung api di permukaannya hingga ke inti planet tersebut.
"Misi ini seperti kita menemukan kembali planet tersebut," ujar Tom Wagner.***