Ngenes, Puluhan Anak Belajar di Jembatan, Perahu, Malahan Ada yang di Atas Pohon

- 1 Februari 2021, 10:05 WIB
Anak-anak sedang belajar di atas perahu.
Anak-anak sedang belajar di atas perahu. /Antara/


DESKJABAR
– Di tengah pandemi Covid-19, proses belajar mengajar menjadi masalah yang cukup pelik untuk diambil solusinya. Apakah mau belajar di rumah (daring) atau belajar tatap muka (luring)?

Opsi keduanya, ada plus minusnya. Tapi, semua sepakat bagaimana anak didik tidak terpapar virus corona (Covid-19). Dan, pembelajaran tetap berjalan.

Tapi lain lagi yang terjadi di Desa Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Yang menjadi masalah belajar mengajar di sana, bukan daring atau luring, tapi kapasitas tempat belajar yang tersedia.

Baca Juga: Gegara Tak Membayar Parkir, Pengendara Sepeda Motor Dianiaya Sampai Masuk Rumah Sakit

Karena keterbatasan tempat belajar, sebanyak 95 anak peserta didik di Rumah Pintar Punggur Cerdas, berusaha menyerap atau belajar di alam terbuka.

"Meskipun dengan kondisi belajar di alam terbuka tidak mematahkan semangat anak didik kami untuk tetap menimba ilmu, demi masa depan yang lebih baik," kata Pendiri Rumah Pintar Punggur Cerdas, Umilia di Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap, Senin, 1 Februari 2021.

Dia menjelaskan, diambilnya langkah belajar di alam terbuka bagi peserta didiknya, karena keterbatasan tempat belajar yang mereka miliki.

Baca Juga: Pesawat Ulang Alik Columbia Hancur Berkeping-Keping Saat Perjalanan Kembali pada 1 Februari 2003

"Tetapi dengan belajar di alam terbuka malah membuat anak-anak kami lebih semangat lagi untuk belajar dalam menimba ilmu," ujarnya.

Apalagi, menurut dia, tempat belajar anak didiknya disesuaikan dengan keinginan para siswa, seperti di atas perahu, pinggiran jembatan, bahkan ada yang belajar di atas pohon.

Baca Juga: Kontrak Prestisius Lionel Messi, Barcelona Siapkan Tindakan Hukum Kepada El Mundo

"Konsep belajar seperti (di alam terbuka) kami lakukan dalam mengatasi keterbatasan tempat belajar yang sudah dirintis sejak tiga tahun lalu," ungkapnya.

Anak-anak sedang belajar di atas jembatan.
Anak-anak sedang belajar di atas jembatan.

Menurut dia, para orang tua atau wali siswa hanya diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar dua ribu rupiah untuk satu kali pertemuan yang digunakan untuk membeli spidol, kemudian untuk beli papan tulis dan ada reward bagi mereka yang tangguh.

"Intinya kami kembalikan lagi kepada mereka uang yang dua ribu itu kepada mereka," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Mulai Senin 1 Februari 2021, GWK Cultural Park Bali Ditutup Kembali

Dia menambahkan, konsep materi belajar di Rumah Pintar Punggur Cerdas juga sama dengan kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya.

"Yang membedakan hanya ekstrakurikulernya, kami berharap anak-anak nantinya juga bisa melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi lagi," katanya.

Seorang anak sedang belajar di atas pohon.
Seorang anak sedang belajar di atas pohon.

Sementara itu, Kasi Pelayanan Kantor Desa Punggur Kecil, Herman mengatakan, pihaknya dari pemerintah desa mendukung sepenuhnya, karena saat ini masih terkendala situasi Covid-19, jadi belum bisa menganggarkan untuk rumah pintar itu.

Baca Juga: Budidaya Teripang Pasir, Usaha Baru yang Potensial Bisnisnya

"Mudah-mudahan pada tahun 2021-2022 kami bisa anggarkan bantuannya. Kami akan mencoba membantu semaksimal mungkin dalam peningkatan sumber daya manusia di Desa Punggur Kecil," katanya.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah