"Ini merupakan cara bagus untuk masalah energi roket yang terbaharui, jadi dapat memecahkan sebagian masalah. Tapi butuh rantai hidrokarbon yang lebih panjang dibanding CH4 yang dibutuhkan dalam keadaan solid di suhu ruangan," balas Elon Musk.
Baca Juga: Terapi Plasma Darah, Mengenal Metode Pengobatan Covid-19 yang Sudah Disetujui WHO & FDA
Baca Juga: SIM Gratis, Tujuh Golongan dengan Pertimbangan Tertentu Ini Bisa Mendapatkannya
Baca Juga: Info Covid-19 Jawa Barat, Empat Kantor PMI Ini Melayani Donor Plasma Darah
Selain memimpin Tesla, Elon Musk juga mengepalai perusahaan roket SpaceX dan Neuralink, sebuah startup yang mengembangkan antarmuka mesin otak dengan bandwidth sangat tinggi untuk menghubungkan otak manusia ke komputer.
Sayembara Berhadiah Rp1,4 Triliun yang dibuat Elon Musk tersebut agaknya sejalan dengan kebijakan Presiden AS Joe Biden yang salah satunya kembali fokus pada upaya memperbaiki lingkungan. Joe Biden berjanji mempercepat pengembangan teknologi penangkapan karbon sebagai bagian dari rencana besar untuk mengatasi perubahan iklim.***