DESKJABAR – Miris benar nasib Gunung Everest. Kini, gunung tertinggi di dunia ini, seperti telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah. Mungkin, menjadi tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia.
Botol oksigen bekas, tenda robek, tali, tangga rusak, kaleng dan pembungkus plastik yang dibuang oleh pendaki dan trekker mengotori puncak setinggi 8.848,86 meter dan sekitarnya.
Phinjo Sherpa dari kelompok Eco Himal mengatakan, lewat inisiatif ‘bawa saya kembali’ setiap turis dan pemandu yang kembali akan diminta untuk membawa tas berisi satu kilogram sampah kembali ke bandara Lukla, di mana sampah akan diangkut ke Kathmandu.
Baca Juga: Gempa Sulut Magnitudo 7,0 terasa Hingga Filipina Selatan
Baca Juga: Gempa Sulut Magnitudo 7,0 terasa Hingga Filipina Selatan
Sampah-sampah tersebut dibawa turun dari gunung, atau dikumpulkan dari rumah tangga di sepanjang jalan setapak, dikumpulkan dan dipisahkan oleh kelompok lingkungan setempat, Komite Pengendalian Pencemaran Sagarmatha.
Sebab, kalau sampah dibuang atau dibakar di lubang terbuka, menimbulkan pencemaran udara, air dan tanah.
Pada 2019, lebih dari 60.000 pendaki dan pemandu mengunjungi daerah tersebut. “Kami bisa mengelola sampah dalam jumlah besar jika melibatkan pengunjung,” kata Sherpa.
Baca Juga: ‘Pojok Kopi’ Ramaikan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Shanghai
Tommy Gustafsson, direktur proyek dan salah satu pendiri Sagarmatha Next Center - pusat informasi pengunjung dan fasilitas pemanfaatan sampah- mengatakan, seniman asing dan lokal akan terlibat dalam menciptakan karya seni dari sampah serta melatih penduduk setempat untuk mengubah sampah menjadi barang berharga.