Prihatin, Ribuan Dosis Vaksin Sinovac Rusak Terdampak Gempa Sulbar

- 21 Januari 2021, 11:44 WIB
Gempa Sulbar magnitudo 6,2 mengakibatkan banyak bangunan rubuh.
Gempa Sulbar magnitudo 6,2 mengakibatkan banyak bangunan rubuh. /BNPB/

DESKJABAR –Gempa Sulbar tidak saja menyebabkan program vaksinasi Covid-19 di wilayah terkena bencana  ditunda, musibah itu juga mengakibatkan ribuan dosis vaksin rusak dan tidak bisa digunakan.

Di Kabupaten Mamuju dilaporkan sebanyak 5.080 dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak bisa digunakan lagi. Hal ini terjadi karena saat terjadinya gempa Sulbar magnitudo 6,2 pada 15 Januari 2021, mengakibatkan aliran listrik mati.

Padahal, agar bisa digunakan vaksin Covid-19 harus disimpan dalam penyimpanan dengan suhu tertentu.

Baca Juga: Donald Trump Instruksikan Dinas Rahasia untuk Pengawalan Keluarga Besar dan Loyalisnya

Berdasarkan petunjuk Kementerian Kesehatan, vaksin Covid-19 buatan Sinovac, harus disimpan pada suhu dua sampai delapan derajat Celsius dan tempat penyimpanan vaksin harus dihindarkan dari paparan sinar matahari langsung.

Di Mamuju vaksin tersebut disimpan di tempat penyimpanan di kantor Dinas Kesehatan setempat.

"Vaksin sudah tidak bisa digunakan lagi karena kantor dinas rusak dan mati lampu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju drg. Firmon di Mamuju, Kamis 21 Januri 2021.

Baca Juga: Bukan Hanya Emas, Sepatu Juga Bisa Jadi Investasi Berharga

Menurutnya, alokasi sebanyak 5.080 dosis vaksin Covid-19 yang rusak itu tadinya akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 tahap pertama dengan sasaran tenaga kesehatan di Mamuju, yang jumlahnya mencapai 2.694 orang.

Kejadian ini menjadikan wilayah yang terkena bencana gempa Sulbar, terutama Mamuju dan Majene, sebagai wilayah yang belum siap menjalankan program vaksinasi, yang secara nasional sudah dimulai 13 Januari 2021.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Sulbar sudah memutuskan untuk menunda pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akibat terjadinya gempa tanggal 15 Januari 2021. Vaksinasi baru akan dijalankan kalau kondisinya sudah kondusif.

Baca Juga: Derby Pelatnas Cipayung, Pasangan Ahsan-Hendra Ditantang Juniornya Pramudya-Yeremi

"Kita tunda sampai kondisi lebih stabil dan kondusif, para pengungsi telah kembali. Sekarang fokus pelayanan kesehatan bagi korban gempa," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulawesi Barat Muhammad Ichwan.

Di tengah terjadinya berbagai bencana yang terjadi di tanah air, pemerintah khawatir terhadap potensi penularan Covid-19 di kawasan yang terkena bencana, termasuk di Mamuju dan Majene.

Untuk itulah, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan melakukan skrining dan tes ulang kepada masyarakat terdampak gempa di Sulbar.

Baca Juga: Jokowi Ucapkan Selamat pada Presiden AS Baru, Joe Biden : Joko Widodo Berharap ada Kerjasama Baik

“Hari ini kami sudah melakukan proses screening ulang dan testing di rumah sakit sehingga dalam satu sampai dua hari kedepan, Kemenkes sudah dapat mengetahui serta memisahkan langsung pasien positif dan negatif Covid-19,” ujar Kepala Pusat Krisis Kemenkes Dr. Budi Sylvana, Selasa 19 Januari 2021.

Budi mengungkapkan pelayanan kesehatan pada penanganan bencana dalam kondisi normal dengan saat kondisi pandemi Covid-19 akan berbeda.

“Di satu sisi, Kemenkes harus menangani masalah kesehatan secara umum, namun Kemenkes juga tidak boleh berhenti untuk menangani pandemi dan menekan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi,” lanjutnya.

Baca Juga: Info Covid-19, Kenali Delirium, Gejala yang Bisa Terjadi pada Orang Lanjut Usia dan Lemah

Budi menambahkan, Kemenkes telah mendatangkan beberapa tim dari dari Jakarta maupun Makassar untuk untuk melakukan proses tracing di titik pengungsian guna menekan potensi penularan Covid-19

Selanjutnya, Kemenkes juga memisahkan pasien positif dan negatif COVID-19 di rumah sakit serta memastikan proses testing baik antigen maupun tes Polymerase Chain Reaction (PCR) berjalan dengan baik.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah