Indonesia Berduka, Antisipasi Penjarahan Bantuan Logistik, Polda Sulbar Keluarkan Imbauan

- 17 Januari 2021, 20:35 WIB
SEKELOMPOK warga menjarah bantuan logistik untuk korban Gempa Mamuju, Sabtu 16 Januari 2021 pagi.
SEKELOMPOK warga menjarah bantuan logistik untuk korban Gempa Mamuju, Sabtu 16 Januari 2021 pagi. /Instagram/@infomamuju/

DESKJABAR - Kepolisian Daerah Sulawesi Barat memperketat pengamanan di perbatasan Kabupaten Majene yang masuk ke Kabupaten Mamuju, sebagai tindak lanjut informasi penjarahan bantuan logistik terhadap korban gempa di dua daerah tersebut.

"Setiap hari ada pengaman untuk wilayah perbatasan di Majene dan Mamuju. Personel ditempatkan di Pos Malunda," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sulbar AKBP Syamsu Ridwan yang dikonfirmasi Antara, di Makassar, Minggu, 17 Januari 2021.

Ia mengimbau, setiap orang yang hendak mengirimkan bantuan logistik dan bantuan lain untuk berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk pengamanan agar distribusi bantuan itu sampai kepada yang berhak.

Baca Juga: Di Garut Vaksinasi Covid-19 Awal Februari 2021, Siapa Saja yang Pertama Menerima?

"Bagi donatur atau warga yang ingin mengirimkan bantuan agar meminta bantuan pengawalan di polres yang dilintasi sebelum masuk di Majene dan Mamuju," kata Syamsu Ridwan.

Mengenai perampasan dan penjarahan bantuan logistik untuk korban gempa, dia mengatakan bahwa hal itu terjadi karena masyarakat sekitar khawatir tidak mendapat bantuan logistik.

"Sekarang, kami fokus pada pengawalan dan pengamanan jalur distribusi bantuan sehingga bisa sampai ke Mamuju," kata Syamsu Ridwan.

Baca Juga: Pemerintah Cabut Pembatasan Kapasitas Penumpang Pesawat Saat PPKM. Ini Tanggapan Alvin Lie

Sebelumnya, video penjarahan bantuan logistik kemanusiaan yang dibawa tim SAR Peduli Dakwah Makassar dan tim SAR Muhammadiyah di perbatasan Majene dan Mamuju, sempat viral.

Tim Peduli Dakwah Sulhaeli Syamsuddin menyebutkan lokasi kejadian di Tappalang, Majene.

Warga yang tidak sabar menanti pembagian sembako, memaksa seluruh armada pengangkut berhenti dengan memasang penghalang di jalan. Bahkan sejumlah warga membawa senjata tajam.

Seorang sukarelawan berbaju oranye sempat melarang agar warga tidak mengambil semua barang. Akan tetapi, yang bersangkutan malah diserang hingga diancam dengan senjata tajam.

Baca Juga: Mobil Terlaris Sepanjang 2020, Simak Daftar Lengkap 20 Besar yang Dirilis Gaikindo

Baca Juga: Toyota Avanza Tergeser Posisinya Sebagai Mobil Terlaris di Tanah Air oleh Dua Kendaraan Ini

Baca Juga: Info Covid-19 Karawang, Jumlah Pasien Menurun, Tapi Beda Data Antara Dinas Kesehatan dan Pikobar

Sulhaeli mengatakan, Tim Peduli Dakwah adalah gerakan kemanusiaan yang mengedepankan dakwah dalam setiap aksinya. Jadi, mustahil ada kata-kata kasar atau makian yang keluar dari mulut anggota tim.

"Kami berharap kejadian itu tidak berulang. Aparat keamanan mesti menjamin distribusi logistik sampai ke tempat tujuan," kata Sulhaeli.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x