"Pusat perbelanjaan sudah tutup, bahkan ada yang hancur rata dengan tanah, sehingga masyarakat kesulitan makanan, intinya aktivitas masyarakat di Kota Majene telah lumpuh," katanya.
Menurut dia, masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa dan telah mengungsi mulai kesulitan makanan dan air bersih.
Baca Juga: Update Longsor Cimanggung, 24 Tewas dan Ini Perintah Presiden Joko Widodo
Data korban
Sementara itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Polman dan Majene, delapan warga meninggal dunia, 637 luka-luka, dan jumlah pengungsi mencapai sekitar 15.000 orang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid mengingatkan kepada warga yang baru akan mengungsi agar tidak pergi ke gunung yang rawan terjadi longsor.
"Selain gempa, cuaca sekarang juga adalah musim penghujan. Jangan mengungsi ke gunung yang rawan longsor, carilah tempat yang betul-betul aman," ujar Darno Majid melalui keterangan resminya, Jumat.
Baca Juga: Penyidik Pidsus Kejati Jabar Sita Tanah dan Bangunan Terkait Kasus Korupsi
Ia mengatakan hasil rapat bersama dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Barat memutuskan agar pusat pengungsian di tempatkan di Manakarra, Mamuju.
Begitu juga dengan di Kabupaten Majene, pusat pengungsian dipusatkan di stadion setempat karena sebelum terjadinya gempa bumi beberapa tempat di pegunungan itu terjadi longsor.***