Pasca Gempa Mamuju, warga Pesisir Majene Mengungsi ke Pegunungan. Ini yang Ditakutkan

- 15 Januari 2021, 17:03 WIB
Beberapa alat berat dikerahkan dalam membantu proses evakuasi korban Gempa Mamuju dengan kekuatan 6,2 Skala Richter di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021
Beberapa alat berat dikerahkan dalam membantu proses evakuasi korban Gempa Mamuju dengan kekuatan 6,2 Skala Richter di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021 /ANTARA/Amirullah/

 

DESKJABAR – Khawatir dengan gempa susulan yang berpotensi tsunami pasca Gempa Mamuju, Sulawesi Barat, warga pesisir Majene mengungsi ke wilayah pegunungan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah/ BPBD Sulawesi Barat sendiri mengingatkan kepada warga yang baru akan mengungsi agar tidak pergi ke gunung yang rawan terjadi longsor.

“Selain gempa, cuaca sekarang juga adalah musim penghujan. Jangan mengungsi ke gunung yang rawan longsor, carilah tempat yang betul-betul aman," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Barat Darno Majid, Jumat 15 Januari 2021.

Baca Juga: Bupati Sembunyikan Hasil Positif Covid, Bisa Kena Sanksi? Ini Kata Ketua Harian Satgas Covid Jabar

Sementara itu mengutip dari kantor berita Antara, warga yang bermukim di wilayah pesisir pantai Majene, meninggalkan kota dan mengungsi ke wilayah pegunungan guna mengantisipasi potensi tsunami yang dapat terjadi ketiga terjadi gempa susulan.

"Rumah di sekitar pantai Kota Majene rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sebagian besar warga pesisir telah mengungsi ke wilayah pegunungan Kabupaten Majene," kata salah seorang warga yang juga merupakan dosen STAIN Majene DR Ilham Usman di Majene.

Warga Kecamatan Tammerodo Sendana Ciwan yang bermukim di pesisir Kabupaten Majene, mengaku telah mengungsi ke pegunungan dan mendiami rumah kebun mereka karena khawatir gempa susulan dan bencana tsunami.

Baca Juga: Leo-Daniel Terus Memberikan Kejutan, Maju ke Semifinal Thailand Open

Ia mengatakan kondisi aliran listrik di Kota Majene padam total, sehingga sulit menggunakan alat komunimasi.

"Pusat perbelanjaan sudah tutup, bahkan ada yang hancur rata dengan tanah, sehingga masyarakat kesulitan makanan, intinya aktivitas masyarakat di Kota Majene telah lumpuh," katanya.

Menurut dia, masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa dan telah mengungsi mulai kesulitan makanan dan air bersih.

Baca Juga: Update Longsor Cimanggung, 24 Tewas dan Ini Perintah Presiden Joko Widodo 

Data korban

Sementara itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Polman dan Majene, delapan warga meninggal dunia, 637 luka-luka, dan jumlah pengungsi mencapai sekitar 15.000 orang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid mengingatkan kepada warga yang baru akan mengungsi agar tidak pergi ke gunung yang rawan terjadi longsor.

"Selain gempa, cuaca sekarang juga adalah musim penghujan. Jangan mengungsi ke gunung yang rawan longsor, carilah tempat yang betul-betul aman," ujar Darno Majid melalui keterangan resminya, Jumat.

Baca Juga: Penyidik Pidsus Kejati Jabar Sita Tanah dan Bangunan Terkait Kasus Korupsi

Ia mengatakan hasil rapat bersama dengan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulawesi Barat memutuskan agar pusat pengungsian di tempatkan di Manakarra, Mamuju.

Begitu juga dengan di Kabupaten Majene, pusat pengungsian dipusatkan di stadion setempat karena sebelum terjadinya gempa bumi beberapa tempat di pegunungan itu terjadi longsor.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah