Gedung Capitol Hill AS Diserbu : AHY Ingatkan Agar Menjaga Demokrasi Sehat dan Damai di Indonesia

- 7 Januari 2021, 20:15 WIB
Agus Yudhoyono (AHY)
Agus Yudhoyono (AHY) /Foto: Instagram @agusyudhoyono

 

DESKJABAR – Penyerbuan massa pendukung Donald Trump ke Gedung Kongres di Capitol Hill di Washinton D.C Amerika Serikat, mendapat tanggapan dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut AHY aksi unjukrasa massa yang berakhir dengan kekerasan di Capitol Hill Amerika Serikat telah mengingatkan kita akan pentingnya menjaga demokrasi.

AHY menyebutkan bahwa demokrasi yang sehat dan adil serta damai adalah lebih penting dijaga agar Indonesia tetap rukun dan damai.

Baca Juga: Porda Jabar 2022: Pertandingan yang Berlaga di Pangandaran Jadinya 5 Cabor

AHY menyebutkan bahkan di negara yang dianggap champion dari demokrasi ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Nilai nilai tentang kedewasaan berpolitik tetap penting untuk terus diingatkan dan dipelihara.

"Kekerasan hanya akan merusak demokrasi kita," demikian tulis AHY dalam akun twitternya yang dicuitkan pada Kamis 7 Januari 2021 malam.

Cuitan AHY tersebut mendapat tanggapan beragam dari netizen, beberapa diantaranya ada yang berpendapat agar AHY turun tangan untuk ikut menegakan demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Rumah Pasangan Lansia di Pangandaran Ambruk, Pemiliknya Tertimpa Reruntuhan

Seperti diungkapkan akun "parisvarisfaris, wkwk padahal democrazy itu sendiri adalah export produkct paling mematikan dari USA.

@SusilawatiSisi2, Indonesia harus bisa membuktikan demokrasi berjalan baik dan tetap terkendali.

Tanggapan juga sebelumnya diungkapkan Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono. Menurutnya aksi tersebut merupakan kekecewaan dari proses yang selama ini terjadi. Namun apa yang kita saksikan semalam benar benar kampungan yang dilakukan pendukung Donald Trump menyerbu gedung Capitol AS untuk menghentikan penghitungan electoral collage kemenangan Joe Biden.

Menurut Mantan Kepala BIN ini,Ideologi kebebasan AS yang mereka anut. Dijelaskan AM Hendropriyono yang juga merupakan guru besar Sekolah Tinggi Hukum Militer, aksi kampungan yang tidak mencerminkan nilai ideologi yang dijunjungnya itu, tidak mungkin bisa bergerak sendiri tanpa kekuatan politik keuangan.

Dari hasil pengamatan intelejennya, Mantan Kepala BIN tersebut menyatakan fakta tersebut merupakan cermin bahwa kapitalisme justru yang merusak demokrasi itu sendiri. Kapitalisme dan demokrasi berada dalam rumah yang sama yaitu liberalisme.

Baca Juga: Vaksinasi Bukan Hanya untuk Manusia, Juga Gencar untuk Hewan di Jawa Barat

Dari itulah AM Hendropriyono menyebut agar di Indonesia tidak terjadi karena kapitalisme di negara pancasila adalah inskonstitusional. Dan UU 1945 merupakan rambu rambu yang tanggung untuk mewaspadai berkembangnya oligarki dalam reformasi yang bergulir sejak 1998.

Guru Besar Sekolah Tinggi Intelejen Negara ini mendokana agar semoga di tahun 2021 ini Indonesia bisa cepat banting stri, kembali ke jatidiri sebagai bangsa pancsaila dalam praktek kehidupan yang berbineka tunggal ika.

Baca Juga: Partai Demokrat Serukan Penggulingan Presiden Donald Trump Melalui Wapres Mike Pence

Seperti diberitakan berbagai media, pendukung Trump menyerbu gedung Capitol.
Kedatangan massa pro-Trump yang memaksa masuk ke dalam Gedung Kongres, Capitol Hill, untuk menolak pengesahan hasil pilpres AS 2020, pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat atau Kamis, 7 Januari 2021 WIB dinihari.

Seperti diketahui, Pilpres AS akhirnya dimenangkan Joe Biden, yang akan dilantik pada 20 Januari 2021. Petugas keamanan Kongres terpaksa menembakkan gas air mata untuk mengusir para massa pro- Trump keluar dari Gedung Kongres.

Situasi yang mencekam itu membuat Kongres memutuskan melakukan reses sidang pengesahan hasil pilpres AS 2020. Bahkan, lusinan massa pro-Trump tetap berada di jalan-jalan ibu kota negara yang melanggar jam malam yang diberlakukan setelah perusuh menyerbu Capitol Hill.

Baca Juga: Razman Arif Nasution : Bukti di PTUN Bandung, Sudah Naik Status Penyidikan di Polda Jateng

Kerumunan yang sebagian besar tidak mengenakan masker itu, secara paksa dikeluarkan dari Capitol Hill, setelah membobol gedung dan menghentikan proses konstitusional pemungutan suara untuk mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Mereka didorong keluar dari daerah itu dan dipindahkan ke bawah bukit, di mana mereka mengejek penegak hukum dan memindahkan barikade.

Polisi mengatakan, siapa pun yang ditemukan di jalanan setelah jam malam pukul 6 sore akan ditangkap. Petugas dengan perlengkapan anti huru hara lengkap dengan perisai berjejer di jalan-jalan dekat Capitol Hill.

Baca Juga: Gedung Capitol AS Diserbu, Wakil Dubes Rusia Dmitry Polyanskiy: Ada yang Membagikan Biskuit?

Menurut sumber seorang anggota Kongres AS, petugas kepolisian pengamanan obyek vital langsung bersiaga dengan mencabut senjata api mereka ketika massa pro-Trump hendak menerobos ke ruang sidang.

Sumber itu mengatakan para pendukung Trump terus menggedor-gedor pintu masuk ruang sidang yang dikunci.

Ketua Kongres Nancy Pelosi mengatakan, rapat mereka tentang penegasan kemenangan Biden akan berlanjut setelah Capitol Hill diamankan.

Senator Mitt Romney, mengutuk penyerbuan Capitol Hill AS hari ini, yang katanya dihasut oleh Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Waspada, Kamis, Siang hingga Sore Hari, Jaksel dan Jaktim Diprediksi Akan Diguyur Hujan Petir

Senator merilis pernyataan di mana dia mendesak rekan-rekannya untuk dengan suara bulat menegaskan hasil pemilu, dan menyalahkan Trump karena "sengaja" memberikan informasi yang salah kepada para pendukungnya selama dua bulan terakhir.

“Mereka yang memilih untuk terus mendukung langkahnya yang berbahaya dengan menolak hasil pemilu yang sah dan demokratis akan selamanya dianggap terlibat dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap demokrasi kita,” tutur Romney.

“Mereka akan dikenang karena peran mereka dalam episode memalukan dalam sejarah Amerika ini, ”kata Romney.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah