Menhan Prabowo: Indonesia Menginginkan Alutsista Buatan Amerika Serikat

- 8 Desember 2020, 07:47 WIB
MENTERI Pertahanan, Prabowo Subianto.
MENTERI Pertahanan, Prabowo Subianto. /Antara/

DESKJABAR - Indonesia berkeinginan untuk mengadakan beberapa alutsista buatan Amerika Serikat melalui program Foreign Military Sales (FMS). Demikian Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto saat menerima kunjungan kehormatan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Christopher C Miller, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin 8 Desember 2020 seperti dikutip dalam laman Kementerian Pertahanan, kemhan.go.id.

Prabowo tidak merinci apa saja sistem persenjataan yang akan dibeli dari Amerika Serikat itu. FMS merupakan program dari pemerintah Amerika Serikat tentang bantuan keamanan bagi negara-negara yang diijinkan mereka untuk membeli sistem kesenjataan Amerika Serikat, kerja sama militer, pendidikan dan pelatihan dengan Amerika Serikat di bawah Akta Kendali Eksport Persenjataan (AECA).

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020: DPR RI Meminta Bawaslu Supaya Cermati Pengawasan Tahapan Pilkada    

Baca Juga: Total Anggaran Kesehatan 2021 Rp 169,7 Triliun, Rp 60,5 Triliun Diantaranya untuk Vaksin Covid-19

Melalui FMS, pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah mitra akan melaksanakan kesepakatan antar pemerintahan melalui mekanisme Surat Penawaran dan Persetujuan (Letter of Offer and Acceptance/LOA).

Adalah menteri luar negeri Amerika Serikat yang menentukan negara yang bisa menerima FMS ini sementara menteri pertahanan yang melaksanakan programnya. FMS bisa dibiayai oleh dana negara penerima ataupun dana dari pemerintah Amerika Serikat.

Pertemuan antara mereka berdua ini diawali kunjungan kehormatan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo.

Menurut Menhan, Amerika Serikat adalah negara yang dekat dengan Indonesia, bahkan hubungan strategis kedua negara telah berjalan sangat baik. Ia pun berharap dapat menjaga dan mengembangkan hubungan pertahanan yang erat ini, dan senantiasa saling menghargai dan menjaga kepentingan negara masing-masing seperti saat ini.

Sebagai contoh, kata Prabowo, pada 1989 modernisasi kekuatan udara nasional ditempuh melalui Proyek Peace Bima Sena Isehingga Indonesia menjadi salah satu negara ASEAN pertama yang mengoperasikan pesawat tempur F-16A/B Fighting Falcon Block 15OCU buatan General Dinamics yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Kerja sama ini dilanjutkan lagi dengan Proyek Peace Bima Sena II yang semuanya tuntas pada Desember 2017, dimana 24 unit F-16C/D Fighting Falcon Block 52ID telah hadir di Tanah Air.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x