Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level kabupaten/kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas. Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.
Lantaran vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya, Elizabeth Jane Soepardi menerangkan bahwa idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, tanggalnya, jamnya, hingga lokasinya. Petugas yang memberi pelayanan dan masyarakat harus tahu sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur.
"Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi”, tutur Elizabeth Jane Soepardi.
Baca Juga: Sejumlah Komoditas Perkebunan Digenjot Ekspornya
Masyarakat diharapkan tidak skeptis
Penyintas Covid-19, Erlang Purbaya mengharapkan masyarakat tidak skeptis terhadap Covid-19. Sebab, penyakit ini benar-benar menular dengan gejala yang sangat minim sehingga tanpa sadar seseorang menjadi postif terjangkit Covid-19.
Awal kecurigaan Erlang saat ia terjangkit Covid-19 karena indra penciumannya tidak berfungsi. "Gejala yang saya rasakan cuma kehilangan penciuman saja. Waktu itu juga saya daftar tes usap, hasilnya positif," ucap Erlang.
Pengalaman serupa dialami rekan kerjanya, Erra Anggoro. Selain kehilangan penciuman, ia juga merasakan sesak napas hingga perlu diisolasi di Rumah Sakit Khusus Rujukan Covid-19 di Wisma Atlet, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Luar Biasa, Jual Batik Rp1 Miliar, Dubes Umar Hadi Mendapat Penghargaan Rekor MURI
Baca Juga: Aplikasi Antar Makanan Ini Raup Ratusan Miliar dari Warganya yang Sedang Di Luar Negeri