BANDUNG ZAMAN DULU, Gara Gara Kopi, Bandung Maju Pesat, Awalnya Terisolir 

29 Desember 2023, 06:46 WIB
Bandung pada zaman dulu masih merupakan hutan belantara dan sama sekali tidak ada akses jalan dan jalan satu-satunya menggunakan jalur sungai dengan menggunakan perahu atau rakit. / Facebook Bandung Tempo Dulu/

DESKJABAR - Bandung bisa menjadi daerah yang mengalami kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun.

Padahal pada zaman dulu, Bandung merupakan daerah yang sangat terisolir jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat.

Gara gara kopi, Bandung mengalami kemajuan yang sangat pesat dan terbuka dari daerah yang terisolir, kok bisa hanya karena kopi Bandung bisa maju pesat.

Pada zaman dulu tepatnya pada abad ke 16, Bandung masih terkenal dengan daerah hutan belantara dan rawa rawa. Belum jadi pemukiman.

Jumlah penduduk yang tinggal di wilayah Bandung pada abad 16 tersebut masih bisa dihitung dengan jari saja dan hanya puluhan rumah saja yang ada di Bandung.

Haryoto Kunto dalam bukunya yang berjudul Wajah Bandoeng Tempo Doeloe menjelaskan kalau di Bandung pada abad ke 16 hanya ada 30 rumah saja.

Bandung pada zaman dulu masih merupakan hutan belantara penuh dengan hewan buas seperti badak dan juga harimau dan masih daerah rawa.

Seorang mata mata Belanda yang kerap disebut Mardjiker bernama Julia de Silva membuat laporan pada tahun 1641 di Bandung hanya ada puluhan rumah saja.

Laporan Juliaen de Silva dengan bahasa Belanda kuno menuliskan kalau jumlah rumah di Bandung pada tahun 1641 antara 25 sampai 30 rumah saja saat itu Bandung disebut sebagai Nagariz Bandung.

Bandung baru mengalami perubahan pada abad ke 17 dan itu terjadi gara gara kopi. Jadi kopi berhasil mengubah wajah Bandung dari terisolir menjadi daerah maju.

Hal itu terjadi sejak tahun 1789, ketika Pieter Enggelhard orang Eropa pertama menginjakkan kaki di Bandung dan mencoba menanam kopi di kaki gunung Tangkuban Parahu sebelah selatan.

Pieter Enggelhard mencoba mengembangkan perkebunan kopi di wilayah Bandung dan proses penanaman kopi tersebut dibantu oleh masyarakat pribumi Bandung.

Setelah 18 tahun penanaman tepatnya pada tahun 1807 perkebunan kopi di wilayah Bandung yang dikembangkan oleh Pieter Enggelhard berhasil dipanen dan hasilnya sangat bagus.

Karena hasil yang sangat bagus tersebut, maka Pieter Enggelhard mengembangkan perkebunan kopi ke daerah lain di wilayah Bandung yakni ke wilayah Gunung Patuha, Gunung Mandalawangi, Gunung Malabar dan juga Gunung Galunggung.

Dan karena hasil perkebunan kopi yang sangat bagus tersebut, maka Pieter Enggelhard membangun jalan darat yang bisa memudahkan untuk mengangkut hasil kebun ke Bogor dan Batavia atau Jakarta.

Sebelumnya akses ke wilayah Bandung hanya bisa dengan menggunakan jalan sungai Citarum dan Cimanuk saja dengan menggunakan perahu atau rakit.

Namun gara gara kopi tersebut, akses jalan darat ke wilayah Bandung dibangun dan bisa dilalui oleh kuda dan pejalan kaki untuk mengangkut hasil kebun berupa kopi.

Pieter Enggelhard membangun jalur jalan setapak tersebut pada tahun 1807 ketika hasil panen kopi melimpah yang ditanam di wilayah Bandung.

Sejak saat itulah maka Bandung menjadi buruan orang Eropa untuk mengembangkan perkebunan terutama kopi dan perkebunan teh.

Banyak orang Eropa yang kemudian mengikuti jejak Pieter Enggelhard untuk mengembangkan perkebunan di wilayah Bandung. Bandung kemudian menjadi terkenal di kalangan bangsa Eropa.

Bandung mengalami perkembangan yang pesat karena kopi. Jika saja Pieter Enggelhard tidak melakukan penanam kopi di wilayah Bandung, bisa saja Bandung terus terisolir dan tidak ada akses jalan yang bisa dilalui oleh kuda.

Akses jalan setapak yang dibangun oleh Pieter Enggelhard tersebut kemudian diperluas menjadi jalan raya Pos oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Deandles.

Dan kini Bandung menjadi daerah yang sangat maju jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat. Padahal pada zaman dulu sudah mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan Bandung.

Bisa jadi gara gara kopi Bandung mengalami kemajuan yang sangat pesat dan tidak lagi sebagi daerah yang terisolir.

Sejak adanya perkebunan kopi yang dikembangkan oleh Pieter Enggelhard tersebut maka warga Eropa lainnya ikut mengembangkan perkebunan lain di wilayah Bandung.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler