DESKJABAR – Pada kawasan selatan Gedung Sate Bandung, Jawa Baeat, dikenal banyak jalan dengan suasana teduh. Salah satunya, adalah Jalan Bahureksa yang merupakan sebuah jalan kecil dengan suasana tenang dan rindang pepohonan, serta masih cukup banyak rumah indah zaman kolonial Belanda.
Tetapi, ada catatan sejarah Jalan Bahureksa Bandung, dimana dahulu pernah bernama Arabiastraat. Tetapi, nama Arabiastraat di Kota Bandung hanya ada selama beberapa tahun, sebelum nama tersebut diganti menjadi Jalan Bahureksa.
Mungkin kita akan bertanya, Bahureksa itu nama apa ? Lalu apakah ketika zaman Arabiastraat, apakah merupakan kawasan pemukiman bangsa Arab di Bandung ?
Berdasarkan catatan DeskJabar dengan mengutip peta Kota Bandung tahun 1945 dan 1946 pada arsip KITLV Leiden Belanda, bahwa lokasi yang kini bernama Jalan Bahureksa, pada masa itu bernama Arabiastraat. Jika diterjemahkan, Arabiastraat artinya adalah Jalan Arab.
Dari sejumlah arsip pada Koninklijke Bibliotheek Belanda, sejak tahun 1950, nama Arabiastraat di Bandung kemudian diganti menjadi Jalan Bahureksa. Tampaknya, pergantian nama tersebut berdasarkan situasi zaman tahun 1950-an di Indonesia yang menjalar ke Jawa Barat, khususnya Kota Bandung.
Tetapi sebelum pecahnya Perang Dunia II tahun 1942, atau ketika masih zaman kolonial Belanda, nama Arabiastraat adalah Gelriastraat. Sehingga nama jalan ini sudah tiga kali berganti nama, yaitu Gelriastraat (sampai tahun 1942), Arabiastraat (1945-1950), dan Jalan Bahureksa (1950 sampai kini).
Kembali kepada nama Arabiastraat, sejauh ini belum ada catatan bahwa pada jalur itu pernah dihuni bangsa Arab pada jalan kini bernama Bahureksa itu. Yang ada, pada deretan rumah antik yang masih ada, salah satunya pernah dihuni orang Yahudi dan sebuah sekolah Kristen.