DESKJABAR – Tindakan bunuh diri masih terjadi di negara Jepang oleh orang-orang yang merasa malu karena melakukan kesalahan. Pemerintah Jepang sibuk mencegah orang-orang bangsanya untuk melakukan bunuh diri, namun sampai kini masih cukup banyak terjadi.
Andri Sumaryadi menceritakan, bahwa pada tahun 2002, banyak orang Jepang sedang musim bunuh diri. Penyebabnya, adalah banyak orang menjadi menganggur karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada banyak perusahaan bank di Jepang.
Baca Juga: Ustadz Muhammad Faizar Serukan Hentikan Mitos Hantu Pocong Karena Menghina Syariat Islam
Namun banyaknya PHK di Jepang pada tahun 2002 bukan karena kondisi ekonomi sulit, tetapi karena orang-orang Jepang sedang tidak berminat kredit ke bank. “Sebab, orang-orang Jepang pola hidupnya sederhana dan hanya sesuai keperluan, walau mereka banyak uang,” terang Andri Sumaryadi.
Kemudian, disebutkan, bunuh diri massal juga terjadi di Jepang ketika pandemi Covid-19 sekitar tahun 2021 lalu. Salah satu tempat bunuh diri massal ketika itu adalah hutan Aokigahara, dimana ada satu truk berisi banyak orang melakukan bunuh diri massal di hutan itu.
Andri Sumaryadi tidak mengetahui pasti dengan cara apa orang-orang yang bunuh diri massal di hutan Aokigahara tahun 2021 itu. Namun kabar beredar, orang-orang dimaksud pakai gas untuk bunuh diri ramai-ramai. Tetapi tidak diketahui dibawa kemana mayat orang-orang bunuh diri tersebut.
"Yang jelas, pemerintah Jepang berupaya keras mencegah orang-orangnya bunuh diri. Bahkan, pemerintah Jepang sampai menyuntikan dana bagi sejumlah bisnis, agar orang-orang tetap punya pekerjaan sehingga tidak jadi bunuh diri," kata Andri Sumaryadi.
Apakah ada juga cerita atau isu hantu orang-orang bunuh diri bukan hanya di Indonesia, disebutkan Andri Sumaryadi, ada juga di Jepang. Orang-orang Jepang menyebut hantu dengan “yourik” (orang Sunda menyebut dengan “jurig”), termasuk isu roh orang-orang bunuh diri. ***