DESKJABAR - Banyak orang percaya bahwa anak yang mendapat nilai akademis tinggi di sekolahnya adalah anak yang cerdas.
Namun, Munif Chatib menyatakan bahwa ciri anak cerdas bila mampu melakukan dua hal ini.
Karena itu, kecerdasan tidak hanya tergantung pada nilai akademis saja.
Menurut Munif Chatib, jika anak mampu minimal melakukan dua hal ini, maka anak akan dianggap cerdas.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Munif Chatib adalah seorang ahli pendidikan dan penulis buku pendidikan.
Dia berpendapat, kemampuan untuk mengumpulkan dan mengaplikasikan pengetahuan, informasi, dan keterampilan adalah ciri anak yang cerdas.
"Oleh karena itu, kecerdasan tidak tergantung hanya pada nilai rapor dan ijazah," kata Munif, seperti dikutip DeskJabar.com dari YouTube Millennia OASE berjudul ‘Parents Learn Makna Kecerdasan Anak yang Sebenarnya’ tayang pada 26 November 2016.
Munif Chatib menegaskan, kecerdasan anak pada abad 21 tidak hanya tergantung pada nilai akademis saja.
Namun, kata Munif, kecerdasan anak pada abad ini lebih banyak dilihat dari 'kebiasaan'.
Dia menyatakan bahwa perubahan cara pandangan tentang kecerdasan anak dari nilai akademis menjadi pada kebiasaan bukanlah hal yang mudah.
"Karena masih ada banyak orang yang belum sependapat dengan perubahan pandangan tentang kecerdasan anak dari tergantung pada angka menjadi tergantung pada kebiasaan,"ujarnya.
Menurutnya, jika anak terbiasa melakukan dua hal ini secara terus-menerus, maka anak tersebut masuk dalam definisi cerdas.
Baca Juga: 6 Etika Menerima dan Memberi Hadiah Imlek, Hindari Warna Hitam Putih
Dua kebiasaan yang merupakan ciri dari anak cerdas menurut Munif Chatib adalah:
1.Anak mampu menghasilkan karya-karya baru yang terkait dengan budaya.
Munif Chatib menjelaskan, kecerdasan anak terletak pada kemampuannya untuk berkreasi, baik di sekolah maupun di rumah.
2.Anak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri.
Menurut Munif, jika anak diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dan mampu menyelesaikannya sendiri, itulah yang menjadi ciri kecerdasan anak pada abad ini.
Dengan demikian, Munif Chatib menyatakan bahwa pandangan tentang kecerdasan anak yang tergantung pada angka telah berlalu.
Menurutnya, pandangan tentang kecerdasan anak yang tergantung pada angka harus diusir.
"Kecerdasan anak kita kalau boleh saya usul selamat tinggal angka,”ujarnya.
Karena itu, kemampuan anak untuk berkreasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya adalah ciri anak cerdas.
Itulah dua ciri anak cerdas yang dijelaskan oleh Munif Chatib.
Nama lengkapnya adalah Munif Chatib, SH. Ia dilahirkan di Negara Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya.
Munif lahir pada tanggal 5 juli 1969. Ia adalah penulis buku “Sekolahnya Manusia" yang sumbangan pemikirannya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia.***