BUTON Tak Sekedar Pakaian Adat Dolomani, Namun Ternyata Penghasil Aspal Alami Terbesar Dunia

18 Agustus 2022, 18:02 WIB
Buton selain dikenal dengan pakaian adatnya yang dipakai Presiden Jokowi pada HUT Kemerdekaan RI KE-77, Buton juga ternyata penghasil aspal alami terbesar dunia./ Youtube Jelajah Bumi. /

DESKJABAR – Belakangan nama Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi kata kunci yang viral dicari warganet di media sosial.

Pasalnya pakaian adat daerah asal Buton dikenakan Presiden Joko Widodo pada saat HUT Kemerdekaan RI Ke-77 di Istana Negara, Rabu, 17 Agustus 2022.

Ya, Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat Buton bernama Dolomani.

Baca Juga: Sate PSK dan Sop Janda Sentul Rasanya Endol, Penasarankan? Buktikan Rasanya Nendang Guys

Dolomani adalah nama dari pakaian adat Sultan Buton yang terdiri dari baju, celana, sarung dan kopiah.

Pakaian ini dikenakan dengan katango (baju dalaman), sulepe (ikat pinggang), ewangsa (keris atau badik), dan katuko (tongkat).

Dolomani dikenal dengan dua warna yakni merah dan hitam yang merupakan salah satu di antara pakaian kebesaran Sultan Buton saat menghadiri upacara upacara resmi kesultanan.

Nah, Buton selain viral dengan pakaian adat Dolomani nya, ternyata Buton juga memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah salah satunya aspal.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan di Lembang Terungkap, Pelaku Tikam Korban dengan Pisau hingga Meninggal Dunia

Dikutip Deskjabar dari Youtube Jelajah Bumi, 17 Mei 2022 lalu, diuraikan bahwa Buton merupakan satu satunya daerah di Indonesia yang memiliki kandungan aspal alami.

Disebut aspal alami karena berasal langsung dari alam tanpa mengalami proses pengolahan yang rumit.

Malahan, di belahan dunia jenis aspal alami hanya ditemukan di dua tempat yakni di Trinidad, Amerika dan Pulau Buton di Indonesia.

Disebutkan bahwa aspal alami di pulau buton merupakan cadangan terbesar di dunia.

Baca Juga: Bocoran Preman Pensiun 6 Tayang di RCTI, Kang Mus Bentrok Lagi dengan Bang Eddy Ingin Kusai Bandung

Aspal dan sejarahnya

Aspal merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan jalan.

Aspal merupakan bahan hidrokarbon yang bersipat melekat dan berwarna hitam kecoklatan, degan karakter tahan terhadap air dan bersifat agak kental.

Aspal berfungsi sebagai perekat bahan lain seperti kerikil dan bahan lainnya sehingga membentuk beton aspal.

Dan beton aspal ini berfungsi sebagai perkerasan jalan.

Sejarah aspal buton, diawali sejak zaman Belanda yakni saat ditemukan deposit aspal alam oleh seorang geolog Belanda bernama W.H. Hetzer.

Pada 21 Oktober 1924, konsesi penambangan aspal Buton selama 30 tahun diberikan kepada pengusaha belanda bernama A. Volker.

Baca Juga: TERBARU KASUS SUBANG, Yosep Berencana Wakafkan Tanah TKP Pembunuhan Jadi Tempat Ibadah, tapi Ada Syaratnya...

Selanjutnya dipegang perusahaan Belanda bernama N.V. MijnBouw en Cultuur Maschappij Buton.

Pada tahun 1961 dibentuk Perusahaan Aspal Negara (PAN) untuk pengelolaan aspal buton. Dan pada 30 Januari 1984 PAN diubah menjadi PT. Sarana Karya.

Berbagai metode pemanfaatan aspal Buton seperti, Latasir, Latasbum, Asbuton curah, Asbunton Micro, Buton Mastic aspal mulai ditinggalkan.

Dikatakan, kontraktor jalan lebih memilih aspal minyak karena metode produksi hotmixnya lebih efisien dan praktis.

Baca Juga: Refreshing Sejenak di 3 Tempat Nongkrong Asyik Tengah Hutan Tasikmalaya, Klop Banget Buat Healing

Akibatnya aspal buton kurang mampu bersaing dengan aspal minyak impor.

Padahal cadangan aspal alami di Pulau Buton yang memiliki luas sekitar 4.408 KM2 diperkirakan bisa mencapai 650 juta ton atau 80% dari cadangan aspal alami dunia.

Dikatakan cadangan aspal alami di Pulau Buton tersebut konon tidak akan habis diolah hingga 300 tahun kedepan.

Pemerintah saat ini tengah mengembangkan potensi aspal alami dari buton agar dapat di ekspor ke luar negeri.

Baca Juga: Ini 2 Tempat Wisata Sumatera Barat Menyajikan Keindahan Yang Berbeda Antara Dua Alam

Kebutuhan aspal dalam negeri saat ini diperkirakan mencapai 1,5-2 juta ton/ tahun masih belum tercukupi.

Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah harus mengimpor sekitar 1 juta ton/tahun aspal minyak dari berbagai negara seperti Singapura,China, Korea, Kuwait, Iran dan Malaysia.

Indonesia termasuk negara importir aspal minyak terbesar ke-10 di dunia.

Pada awal tahun 2015 Presiden Jokowi, menghentikan impor aspal minyak untuk kebutuhan dalam negeri.

Selanjutnya mulai tahun 2016, pasokan aspal dalam negeri akan digantikan dengan aspal buton.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler