Gejala Cacar Monyet atau Monkeypox Kenali Sejak Dini, Virus Itu Sudah Dikenali di Beberapa Negara

21 Mei 2022, 11:00 WIB
Tangkapan layar gejala cacar monyet yang menyerang tubuh seseorang. /kanal YouTube/Straits Times/ /YouTube Straits Times/

DESKJABAR – Gejala cacar monyet atau monkeypox tidak dikenali oleh orang yang terpapar atau penderitanya, tau-tau kulit di sebagian badan mereka terlihat seperti borok.

Guna menghindari gejala cacar monyet mesti dijaga sanitasi dan kesehatan badan dengan seringnya mandi pagi dan sore supaya badan tetap bersih.

Bahkan konon kabarnya gejala cacar monyet ini bisa menyebar lebih cepat antara pasien dengan yang tertular.

Cacar Monyet (monkeypox) mulai ditemukan di daerah Kanada, Inggris, Swedia, Ferancis, Italy, Amerika, Portugal, dan Australia.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Masih Ada Jejak Pelaku di Gorden dan Jendela Kamar Korban di TKP, Menurut Ahli Gaib

Walaupun jumlah penderita cacar monyet tidak signifikan di delapan negara itu, tapi badan kesehatan negara-negara itu sudah mewanti-wanti dan berusaha mencegah penyebarannya.

Penyakit cacar monyet diduga diidentifikasi penyebaran dari seseorang pria yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke provinsi Quebec Kanada.

Penyakit cacar monyet boleh dibilang penyakit baru, karena penyakit ini belum pernah ditemukan sebelumnya.

Badan kesehatan masyarakat Kanada, pada Kamis (19 Mei) mengkonfirmasi, dua kasus pertama yang terinfeksi virus monkeypox di negara itu.

Baca Juga: Alasan Belanda Kenapa Jabatan Bupati Harus Diisi Keturunan Prabu Siliwangi, Sejarawan Nina Lubis Menjelaskan

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, kemudian pihak berwenang di provinsi Quebec mengatakan mereka sedang menyelidiki 17 kasus yang dicurigai.

Beberapa negara termasuk Portugal dan Spanyol telah melaporkan kasus cacar monyet dalam beberapa pekan terakhir ini.

Sedangkan kasus di AS teridentifikasi oleh pejabat kesehatan masyarakat Massachusetts, pada hari Rabu, yang menimpa seorang pria, yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke provinsi Quebec Kanada.

"Malam ini, Provinsi Quebec diberitahu bahwa dua sampel, yang diterima oleh NML (Laboratorium Mikrobiologi Nasional) telah dinyatakan positif cacar monyet. Ini adalah dua kasus pertama yang dikonfirmasi di Kanada," kata Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) dalam sebuah pernyataannya.

Baca Juga: SEA Games 2022 Tinggal Tiga Hari Lagi, AYO Dukung Tim Garuda Indonesia Dengan 10 Link Twibbon Keren Ini

Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah, adalah infeksi virus langka, yang mirip dengan cacar manusia. Meskipun lebih ringan.

Hal itu baru pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an. Namun demikian, jumlah kasus di Afrika Barat telah meningkat dalam dekade terakhir ini.

Seorang penderita yang terinfeksi mengalami gejala, meliputi demam, sakit kepala, dan ruam kulit mulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Pejabat kesehatan di Montreal, kota terbesar Quebec, menyebutkan kepada wartawan, Kamis, katanya ada hubungan antara kasus cacar monyet AS di Massachusetts dan beberapa kasus yang dicurigai di wilayah Montreal.

Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali SEA Games Pagi Ini 21 Mei 2022, Indonesia Berhasil Bertahan di Posisi 3

PHAC mengatakan, warga AS yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Kanada dengan transportasi pribadi "mungkin telah terinfeksi sebelum atau selama" kunjungannya ke Montreal.

Australia melaporkan pula kemungkinan kasus infeksi cacar monyet.

Australia pada hari Jumat (20 Mei) melaporkan, kasus cacar monyet pertamanya menjangkiti seorang pelancong, yang baru saja kembali dari Inggris.

Namun demikian, perkiraan itu masih sementara karena ada kemungkinan kasus infeksi bisa diidentifikasi dengan cara melakukan pengujian untuk memastikannya.

"Seorang pria berusia 30-an, yang tiba di Melbourne, Senin terkena virus," kata departemen kesehatan negara bagian Victoria.

Baca Juga: Supranatural Wanita Ungkap Ciri DALANG KASUS SUBANG, Benarkah Eksekutor Bukan Orang Lain? Simak Penjelasannya

Sementara itu, kemungkinan pula kasus serupa diidentifikasi di Sydney pada seorang pria berusia 40-an, yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Eropa.

Kedua pria tersebut menderita penyakit ringan setelah tiba kembali di Australia, dengan gejala yang secara klinis sesuai dengan cacar monyet, kata pejabat kesehatan.

"Hanya untuk meyakinkan masyarakat, mekanisme penyebarannya tidak sama dengan Covid atau flu, dimana penyebarannya lebih cepat," kata Kepala Petugas Kesehatan negara bagian New South Wales, Kerry Chant, kepada wartawan.

Kasus cacar monyet telah diidentifikasi di beberapa negara non-endemik dalam beberapa pekan terakhir ini, termasuk Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, Kanada, dan Amerika Serikat.

Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah, adalah virus langka yang mirip dengan cacar manusia.

Baca Juga: Waspada, Enam Dosa Ini Penyebab Doa Seseorang Tidak Terkabul, Berikut Rinciannya

Meskipun lebih ringan. Hal itu baru pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an.

Sedangkan kasus di Afrika Barat telah meningkat dalam dekade terakhir.

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, dan ruam kulit mulai dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Orang dapat tertular cacar monyet melalui kontak yang sangat dekat dengan mereka yang terinfeksi virus.

Pejabat kesehatan Australia telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengelola kasus cacar monyet termasuk peringatan klinis ke dokter dan rumah sakit, kata Dr Chant.

Baca Juga: 6 Cara Ampuh Mencegah Ketindihan Saat Tidur, Semuanya Mudah Dilakukan! Ini Penjelasan dr. Clarin Hayes

Gejala penyakit ini termasuk demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan, dan ruam seperti cacar air di tangan dan wajah.

Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa penularan dapat didorong oleh fakta bahwa "kasus yang saat ini terdeteksi adalah di antara mereka yang terlibat dalam aktivitas seksual", dan banyak yang tidak mengenali gejala cacar monyet.

Seorang pejabat tinggi kesehatan Eropa memperingatkan pada hari Jumat (20 Mei) bahwa kasus-kasus virus cacar monyet yang langka dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang, karena virus itu menyebar ke seluruh Eropa.

Direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge mengatakan bahwa "saat kita memasuki musim panas, dengan pertemuan massal atau kumpul bareng, festival, dan pesta, saya khawatir penularan dapat dipercepat," kata Hans Kluge.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler